Kamis, 19 September 2013

Tak Mungkin Kuraih


Terlalu dalam rasanya tuk mengukur pantai
yang berobak di terkam angin pasang
 hinggaku masuk terkurung dalam desarnya laut

yang sangat dalam

Terlalu tinggi tuk mengukir harapan di langit
yang indah dengan warna birunya yang sejuk
dengan tangan yang rapuh dan sayap yg patah

biarlah aku gali tanah yang hitam tuk jadi rumah
 yang mungkin akan menjadi tempat tidur lamaku
untuk tak beranjak dengan satu harapan darimu
 yang tak kan mungkin kuraih dengan senyum manismu

Selasa, 17 September 2013

Malamku tanpamu


Sayang.....
Tanpamu kidung malam tak kudengar
 nyanyian senjapun hilang terampas angin

yang mendayung buih di tengah tangah lautan
hingga menyampah pada geramnya hati dan jiwa

Sayang......
Terlalu sunyi hati ini,menambat kesendirian
seperti gemintang yang merayap rayap di langit
kau yang jauh,seperti bungkusan bungkusan malam
memekatkan kehampaan lalu meneteskan bening air hujan

Sayang........
Seperti ukiran langit yang terukir indah
sapa katamu masih terang kumendengar
barsama pupusan pupusan malam yang lembut
oleh desiran angin yang menyapa daun nan hijau


Aku Lelah


Sayang........

Lelahku bersama bintang menatap bumi

memupuk hati mengelola jiwa dengan sabar

biarpun sesaat angin berkata,aku bodoh

dan burung burung menokik cerita tentang hati

 akan ku jalani hidup ini dengan segompal kenangan yang ada


Doaku Bahagiamu


Sayang.....
Lelapkah engkau malam ini
 dengan tidur pulasmu yang terbangkan mimpi

atau masihkah engkau sepertiku,mengisak tangis malam
yang selalu meniteskan bening mutiar kasih dan sayang

Sayang.......
Jikala engkau sudah lelap dengan malam
pintaku bawalah aku walau sepenggal malam
dalam mimpi mimpi indahmu walau sebatas semu
dan keesokan harinya kabaril;ah aku walau hanya sebait mimpi

Sayang......
Jauhku selalu menatapmu
penuh rasa cinta dan kasih sayang
serta kerinduan yang merentang kelam
 pintaku dan harapku untukmu bahagia slalu

Kamis, 12 September 2013

Tinggallah Kenangan Dan Air Mata


Rintik rintik deras air mait mata langit
tanpa bendung membasahi bumi hati
serta petir berkecambuk mirah mematahkan
 pohon pohon cinta yang tertanam dalam taman hati

menyamangatkan diri untuk merangkay gubah
yang sudah tarangkut oleh derasnya air mata langit
namun petir terus mengkilat dan menyayat kesunyian
hingga ku terpaksa membungkam diantara kegelapan

Sungguh dirimu nama yang tak ternama
seperti bayangan yang berkelebat
serta membungkus malam
 dengan seribu kenangan yang indah
lalu kau buang dan kau tinggalkan
hingga keterpaksaan ku harus merajut
di antara siamnya pekat yang lekat
 bersama tetes bening air mata pedih 
yang semakin mengguyur lebat pada bumi jiwa