Sabtu, 03 Agustus 2013

Bulan

Bulan........
Ingin ku rajut indah wajahmu yang berseri
untuk menyinari malam gelapku yang pekat
dan lekat
bersama gemintang bertaburan di atas bukit cintaku yang membiru

Bulan........
Tida sinar yang sangat indah saat malam tiba
tanpa hadirmu yang kibaskan senyum menyapa
diantara pekat malamku yang begitu subuh

Bulan.......
Hadirmu sinarkan malam tuk gantikan cakrawala
yang kini usai terhempas awan yang melekat

pada rongga rongga kehidupan yang memikat

Bulan.....
Tanpamu mata ini gelap gulita
tanpamu suasana ini se3akan tak berarti
tanpamu hidup ini bagaikan mati

Bulan.....
Kehadiranmu dalah purnama malam yang indah
penuh sinar pengabdian yang sangat mengenang 
pada sesosok kasih yang kini pergi bersama cinta dan kasih suci

Bulan.....
Kuharap hadirmu tuk mengobati luka
dan lara hati yang suci



Hampa


Apa arti malam tiada rembulan yang menyinari
diantara gelapnya alam yang memapang sunyi
 Apa arti hembusan dan serpihan kisah cinta
kalau semuanya hilang dan lenah terhempas
oleh sapuan angin malam yang gelap

 Sucikah,indahkah,atau harumkah bagai bunga pagi

Rasa tak sedemikian menunjukkan pada jiwa
 selain hanya tetesan deras air mata yang mengalir
lalu jatuh di antara tanah tanah yang kering
dan takkan menghidupkan rumput yang hijau

 Sungguh bagai sepalan asap yang mengambang
hidup di antara awan lalu jatuh tersungkur
hingga bagai pecahan kaca yang kocar kacir


Pengemis Cinta


Haruskah aku mengemis meminta satu harapan
pada sapa kasihmu yang selalu tersenyum manis
 di 

bening bening mutiara kasih panuh impian

Haruskah aku menjerit dengan jeritan lantang
 saat malam sunyi supaya engkau bisa mendengar
apa yang ada dalam hati jiwaku yang terntanam
untuk menuturkan apa yang ada dalam hatiku
yang kini sudah mewarnakan cinta biru

Perlukah tetesan bening bening mutiara cinta
aku keluarkan dari mataku yang akan mengaliri
 bumi bumi hatimu yang kini mengepal bagai batu
 yang tak mudah lemas oleh hangatnya sang mentari


Halimun Cinta

Biarlah.......... 
halimun cinta berlabuh hinggapi pepohonan
 dan terwadah di antara daun daun kasihmu yang biru
lalu mengepal dan membentuk lukisan hati disana
penuh dengan ukiran ukiran yang sangat indah

Biarlah.........
 Halimun cintaku lirih bagai kepulan awan putih
terbawa oleh desiran desiran angin pasang
lalu terbang dan mengepal di langit langit hatiku
hingga memekatkan rasa penuh dengan setia


Biarlah.........
 Halimun cinta terus berjalan menutupi kebisuan
 pada hati yang mendidih keluh penuh rasa dan derita
hingga menjadikan pekatan hitam yang memekat
 lalu jadikan deras air mata hujan yang sagat lebat 

Biarlah.......
 Angin rindu terus menerpa daun daun yang hijau
lalu melambaikan ranting rantingnya penuh ceria
hingga jadikan setiap mata malaikat yang melihat
haru akan keindahan yang sangat menoreh jiwa

Maafkan Aku

Ketika kata syair menguras rasa cinta yang indah
lalu menguap bagai embun pagi yang menetis
disanalah aku tak mengenal rasa cinta dan rindu
Maafkanlah aku.......

Ketika canda berirama suka dan mengenang jiwa
hingga meneteska deras bening air mata duka
disanalah tanda tanda kebencian yang ada
Maafkanlah aku.......

Ketika mutiara berkumandang resah pada langit
dan menyulam pakat hingga kesal mendidih
dalam hamparan hamparan jiwa tersucimu
Maafkanlah aku......


Detik waktu menalu nalu berubah menjadi hitam
hingga kau terseret dalam jerat kata kataku
 disanal
ah aku tersenyum dan tertawa
Maafkanlah aku......

Dari setiap ujung dunia sampai menjalang tiba
aku akan terhempas kata dan terjerat luka
tanpa kau memaafkan aku.......

mengawali hari hati yg suci dan malam Idul Fitrih
KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN
MINAL AIZIN WAL FAIZIN MOHON MAAF
LAHIR DAN BATIN

Inna yaumaqum Hedze yaumun adzim
ALLAHU AKBAR ALLAHU AKBAR ALLAHU AKBAR