Selasa, 23 Juli 2013

Cinta Yang Terbuang


Sapa pagiku melayang bersama awan 
dan menepis kerinduan yang membungkam
pada setetes cinta yang terhalang
lalu menjadikan syair syair cinta yang terbuang

Pagiku pohon cemara yang hijau
tinggi namun terhempas oleh seruan angin
hingga patah dan tergeletak dijurang yang dalam
lalu aku tak mampu berlari untuk mengejar mimpi

Pagiku menangis bersama tetesan embun
yang jatuh hinggap di tanah tak berbunga
lalu mengering dan menjadi serpihan serpihan  abu
hingga pagiku rasa luka dalam hati dan jiwa

Jatuhnya daun


Kulihat bunga bunga yang jatuh diantara bebatuan
lalu terhempas oleh angin pagi penuh kepasrahan
embun pagi yang jatuh tak lagi menyejuknya

Ranting ranting yang mulai patah berlahan
lalu rapuh satu demi satu jatuh di bawah
membawa secercah harapan untuk hidup
layaknya ranting yang lain penuh kesejukan

Sedangkan sang embun berusaha dengan sejuknya
terus melabuhkan rasa cintanya namun matahari
menindihnya dengan hawa panas yang membara
lalu rantang itu tak berdaya dan mengering
hingga ranting itu terkulai dan mati membawa cinta

Bayanganmu


Di tengah tengah tetesan embun pagi
yang hinggap di dedaunan dan membeku
kulihat bayang indah tubuhmu duduk
diantara batu batu cadas yang basah


Tanganmu melambai lambai memanggilku
serasa ada detak kerinduan yang membiru
mewarnakan air laut dan langit yang tenang

Lalu kusapa dengan syair cinta yang ada
serta kutulis pada bunga bunga seroja
tentang hadirmu yang bergaun biru
serta senyummu yang melepas rinduku

Senin, 22 Juli 2013

Cintaku Terpasung


Malam semakin larut selarut kerinduanku padamu
awan membisu angin membeku mendesahkan
tabir tabir keresahan yang ada dalam hati jiwaku

Cintaku terpasung di atas awan penuh kesendirian
tiada sinar rembulan yang menepaki kehangatan
yang senantiasa mengecup dengan bias sinarnya
pada hati dan jiwaku yang memapak sedih

kini bintik bintik bintanglah dengan cahayanya
penuh iklas dan sabar serta tabah menemeniku
yang tertindih sedih berselimutkan angin dingin

Kerapuan Jiwaku


Berharap sepenggal hati bayang bayang indahmu
yg selalu mengukir di setiap sudut sudut mataku
sesaat tuk melepaskan kerinduan yang membiru
pada hati dan jiwaku yang kini rapuh tanpamu

Ukiran malam tak lagi menutaskan kepedihanku
langit yang biru tak mampu lagi menggodaku
senja kuning tak siap lagi membelai mataku
yang kini menuangkan air mata keluh cintaku

Pd angin yang beranjak lirih hati bertanya tanya
tentang sepoyan rindu yg terhantar jauh kesana
Sudahkah,terhantarkah,dan bagaimana ceritanya
Namun semuanya diam tak berkata dan bisu mengurung jiwa