Selasa, 16 Juli 2013

Permainan Cinta


Kejamnya permainan bagai hiasan malam yg indah
terhanyut oleh angin malam yang menyayup
menembus dinding dinding hati sepi penuh irama
namun semua hanya lataran rasa cinta buta

Kau hidupkan rasa sepi jadi berarti namun jauh

kau dalam pandangan mataku memupus rindu
seakan rasa ini tenggelam dalam jala jala hidup
yang tak berarti demi menjaga cinta sejati

Aku tertimpa gunung rasa yang longsor hampa
dan menjadikan aku deras air mata mutiara
tiada wadah lalu jatuh di antara kemeja putih
dan membasahi sekujur badanku yang rapuh

Rintik Desaku


Rintik hujan tak henti hentinya mewarnai malam
hingga gelapnya menyelimuti sember kejayan
seketika ia menepuk bumi dan batu batu keras
lalu banjirkan sungai sungai di pinggir alas

Seraut rintik memukul tanah tanah yang kering
hingga ceceran deras dari atap basahi haribaan
seakan malam bersahabat dengan kematian

berjubah hitam tiada sang rembulan

Batu batu merincip tiada yang mengemban
tajam bagai pedang menghulus kepekatan
suara langit hitungkan aksara pada depuk
petir


Malam


Malam ini
Kemuruh gelombang berkecambuk di laut jiwa

angin rindu terus membisik pada gelombang hati
menghantam perahu perahu cinta dan asmara
yang terbangun kokoh,meleleh bagai ceceran pena

Malam ini
Muram kupandang langit yg gerimiskan air mata
lalu jatuh di atas ranting ranting yang mematah
hingga daun daun rindu dan cinta mengering
dan jatuh tersungkur pada batu batu cadas

Malam ini
Telapak rindu menyanyat kesendirian tiada arti
membayangi keindahan cinta yang tenggelam
dan terhanyut dalam derasnya sungai asmara
Hingga cinta membusuk lalu tercabik cabik

Malam ini
Kurasakan hancurnya rasa cinta dan dan rindu
yang menyayat nyayat lalu goreskan rasa perih
pada keramahan hati yang menggigih berdiri
hingga kuberjalan dan berlari tiada henti


Kamis, 04 Juli 2013

Penguasaan Cinta


Mengusung diri tengah malam 
berharap hadirmu dalam bayang bayang
yang selalu berbekas dalam sebuah sapaan

Sepoyan angin malam menghembus lirih
memeluk jiwa yang sepi,letih dan lesuh dengan harap
namun batin ini selalu berkecambuk sapa
(bangulah engkau aku ada disini)

Malam semakin memburam
mataku tak sanggup lagi menatap
tapi batin ini selalu meluangkan rasanya
seakan berupaya dengan sekuat rasanya
untuk berharap aku dan engkau selalu ada dalam diri

Inikah penguasa cinta atau inikah haarap tak nyata
Oh Sungguh berat menahannya





Amarah Cinta


Malamku berkabut kepulan sapa dari jiwaku
memanas terus mengundang pedihnya sang malam
hingga menanar warna hatiku yang terbakar

Kesunyian ini ingin sekali ku menjerit
mematahkan tulang tulang malamku yang sendiri 
lalu kubuang bersama serpihan serpihan yang menghembus

Aku tak mengerti dan kenapa hati ini
sesaat ku ingat perjalanan cinta yang pernah ada
dalam jemari hari hariku begitu cepat berlalu aku tak mampu

Inikah awal dan akhir dari cintaku yang mengusung biru
atau hanya ulasnku saja yang mengusung salah mencintaimu
hingga kukorbankan jiwa dan raga ini dalam lambayan tanganmu
yang pergi dari jalan hidupku