Rabu, 16 Januari 2019

Keindahan

Jika kau bunga izinkanlah aku menjadi tangkainya
Lalu aku tumbuhi setiap titik titik rahasia duri duri penjaga demi kebahagian kita

Jika engkau tanah, izinkanlah aku batunya sebagai kekuatan menjadi anak anak gunung yang di tubuhi bunga bunga rohmat penuh kehijawan

Jika kau air, izinkanlah aku menjadi sungainya yang memanjang lalu kau dapat mengalir dengan tenangnya menuju muara muara kisah penuh kasih di perjalanan hingga sampai pada batas batas waktu yang di tentukan tuhan.

Jika kau tak sudi,barangkali aku berbahagia karena dapat mengenal keindahan dirimu yang bersapa santun penuh senyuman yang menoreh di kedua bibirmu yang memirah
Barangkali itulah kebahagiaan yang dapat ku nikmati dari alloh yang di sisipkan kepadamu..

Di sini ada sebuah keindahan

sayang selangkah kau akan masuk pada sebuah hati yang kau namai gubuk teduh
Disini anginnya sejuk tanpa ada siapa siapa
Hanya burung burung rindu yang tak lagi mencuit
Ayolah kawan sejengkal lagi kau akan membuka sebuah pintu yang tertuliskan cinta
Disana tak ada pedih dan luka bahkan sedikit goresanpun kau takkan menemukannya
Namun perlu kau tau
Didalam yang ada hanyalah kegelapan tanpa cahaya karena kosong
Sumutlah lentera lentara kecil yang sudah mati itu
Barangkali dialah yang kau namai lilin kehidupan tanpa henti

Ayolah kawan, tegarkan jiwamu dengan semangat tanpa harus ada keluhan masa
Hidupmu akan berarti sesekali kau akan masuk kedalamnya.. 
Karena di sana ada air air kehidupan tanpa sumber serta makanan makanan yang jarang engkau temui
Dan ingatlah kawan,sekali kau sampai kedalam,tutuplah rapat rapat pintu itu dan jangan kau sesekali membukanya meski itu temanmu
Karena pintu itu mudah terbuka demi satu perumpamaan yang indah..?


Andai

Melihat kenaturalannya fenomena menyejukkan meski sejenak
andai pelabuhan kelak dapat ku labuhi akan ku bangun gubah gubah cinta yang tiada sama dengan pelabuhan lainnya
karena dari kenaturannya sangat meneduhkan

sungguh di binar matanya yang begitu mengaduhkan segala cerita yang tertulis
ingin sekali kali aku membacanya walau sejenak
barangkali ribuan makna aku dapati tentang sebuah masa yang panjang
Yang mengedepankan suatu keabadian cinta pada sang maha....

Ah Hanya andai andai saja,tidak lebih berharap pada setetes hujan di musim panas...
yang tak mungkin jatuh meski di doakan tanpa rohmat yang di iakan tuhan.....

Selasa, 15 Januari 2019

Untuk Sebuah Hati

Sabarlah wahai hati jangan bersedih 
Biarkan iramanya melirik lagu hujan yang bernyanyi
Kan engkau sendiri yang berkata kalau hidup adalah perjalanan yang belum pasti walau seakan nyata.

Wahai hati...
Tebarkanlah kebahagiaan dalam sulaman sulaman bahasa
Hingga bermanfaat bagi semua yang membaca
Jangan lagi sedih dan merasa jatuh
Kan kamu sendiri yang bilang
Jika aku sudah pergi meninggalkan kamu (jiwa)pasti kau tak lagi serupa dan takkan mengenali aku lagi.

Wahai hati.....
Sebelum kau pergi meninggalkan jiwa ini,marilah sadarkan setiap perjalanan ,damai kan dirimu dengan asa yang menebar,biarkan rasa sakit,lara,paruh,membungkusnya,
Kan kamu sendiri yang bilang 
Kalau kita hanya untuk tuhan.dan semuanya akan di kembalikan kepadanya


Bening Matamu

Sayang.... 
Kulihat matamu,sepertinya ada bening bening yang mau jatuh dari celahnya,sepertinya kau ingin menyiratkan sebuah bahasa lirih... Adakah bahasa itu sedih yang menyentuh bumi atau menghitamkan langit hingga hujan..? 
Dan di binar matamupun tak secerah matahari pagi sesudahnya embun jatuh.....

wahai pesona mata yang indah kenapa kecerahan itu seakan akan tak kutemukan lagi di sana..? 
Ayo tersenyumlah sayang,bagaikan mawar di atas ranting...
biarlah masa itu berjalan dengan waktu yang lalu.. 
Lepaskan semua itu,Rajutlah masa depan yang indah,karena alloh slalu memberikan kebahagiaan bagi yang menuju