Selasa, 10 September 2013

Masih Ku kenang


Sayang.......
Manis serasa madu kau tuangkan
dari bunga bibirmu yang memeriah
 hingga ku seduh tanpa perasaan juriga


 Sayang.......
Dari kelopak senyum bibirmu
masih mengangkat derajat muliamu
dan mengukir indah di setiap detak hatiku
walau semuanya itu dibatasan rindu


Sayang.......
Matamu yang mengalir deras berjalan
laksana anak sungai yang mengalir di muara
masih terasa di sungai sungai hati dan jiwaku
mungkin sampai akhir tidur panjangku

Senin, 09 September 2013

Hayalan Mimpi

Luka memang menghantar pedih

pada hati dan jiwa yang merintih
 ada kesamaan antara
matahari dan rembulan
 berharap slalu untuk bertemu di atas langit

tuk memapari cintanya yang mendalam 
berharap akan indahnya ketenangan
saat bercinta di ujung petang

 Namun semua itu hanyalah hayal
bagai bunga malam saat tertidur 
lalu terjaga tinggal sebuah kenangan
yang mendidih dan takkan terhapus
oleh selimun mlalam yang mengekang

Kebisuanmu Dalam Cintaku


Kini malam berwujut petang
dan ia menghampar serta menutupi
pada gemintang yang meratap kesunyian
 yang berharap akan kesampainyan

 derasnya cintanya yang mendalam

Namun semuanya membisu
bagaikan batu batu gunung yang tajam
serta siap menindih tanpa perasaan
penuh kesombongan penuh keangkuhan
hingga ku terjerat dalam kepasrahan

pada pucuk pucuk daun yang hijau
ku tulis namamu dengan tinta yang putih
yang tak mudah terhapus oleh dersanya hujan
atau meleleh oleh teriknya sang mentari panas
 itulah kesetiaanku dan itulah rasa cintaku

Kecupan Malam

Kasih..........
Saat malam mengecup sunyi
muara hati mengalir sangat sepi
hingga tanduhan tanpak menanah perih

pada luka yang dalam di lembah hati

Kasih.........
 Di dermaga sunyi,slalu ku cumbui
 air yang mengalir pada bibir bibir  luka
 yang tersayat oleh sapa manis senyum bibirmu
yang slalu mengenang di lembah lembah  hatiku

Kasih.........
Perahu kecilku tak temukan tanduh
hingga tenggelam dan terbentur arus
mengharap ketolomgan seikat tali kecil
 untuk berlayar kembali pada samudera hati


Bintang Kesepian


Setenang air laut yang membiru
mengenakan baju kenangan yang indah
hingga melilit di pantai bermain dengan ombak

kau masih membeku dalam lukisan lukisan hati biruku

Seucap sapa angin kepada daun
mengutarakan cinta membisikkan rasa
tentang indahnya asmara bertemu jingga
tentang dalamnya cinta yang memaku di dada

Namun segelincir hati mengenang pilu
saat sang bintang meratap sunyinya malam
untuk harap bertemu hadirnya sang rembulan
hingga pekat sinarnya menutup mata yang kelam