Selasa, 20 Agustus 2013

Penantian Yang terhempas


Dalam sebuah penantian aku minum seteguk anggur
dan kusedot sebatang rokok yang sudah tersumut
oleh bara korek api yang memanas lalu asapnya
 terbang ke dinding dinding langit tuk jadi satu

pada awan putih serta melekat di langit biru

Tapi sayang,angin dengan kencangnya menghembus
sehingga sugumpal asap itu berhamburan di jalan
lalu terhempas di tengah langit hingga tak teruray
lalu jatuh di antara daun daun yang kering

Kenapa torehan kisah yang kau terbangkan
bersama desirnya angin yang memanja
di kedua kelopak bibirmu yang memirah
kau buang dan kau tuangkan bigitu saja

Hatiku Manangis


Sapa angin tak lagi merayu di heningan malam
yang senantiasa bisikkan sebuah rindu yang biru
awan pekat terus menguap dengan hitamnya
 hingg langitpun tak lagi jadi hiasan yang indah


titik hujan barlahan membasahi bumi yang gersang
hingga dengan lebatnya sampai mematahkan pohon
 bersama deru angin malam serta halimun yg menepal
lalu jadikan lebat dan mengguyur seluruh alam jiwaku

Dari kamar hatiku yang kecil tetes air mata mengalir
membasahi tulang tulang dengan air mata memirah
hingga mengaliri setiap sudut sudut dinding hati
lalu menutup semua jalan yg senantiasa di hinggapi

Jumat, 16 Agustus 2013

Hanya Rasa


Kasih.....Malam ini
ingin kubingkai kedua belah bibirmu
dan akan kujadiakan hiasan di setiap dinding kamar
penuh warna saga seperti halnya mirah merona
 lalu kusirami dengan tetesan bening air rasa

hingga menjadikan bunga bunga cinta
yang bermekaran di lembah jiwa

 Kasih....Malam ini

ingin aku berteduh di bawah pohon cintamu
yang rindang penuh gugusan dan warna biru
untuk hilangkan resah dan gelisah di hatiku
lalu biarkan aku tertidur dengan lelapnya
 bersama mimpi mimpi indah bersamamu

Kasih..Malam ini
Bayanganmu dengan kidung malam
menari nari di tepian hati yang sunyi
menghangatkan jiwa yang sudah kaku
 yang terhempas oleh rasa rindu

Ketakutanku

Sayang...
Bersama lembutnya angin yang menguray rasa

pada petangnya malam yang sangat pekat
ingin kubingkai bunga kasih yang berguguran
di pinggir jalan setapak lalu ku jadikan hiasan
di dalam kamar hatiku yang biru

Namun bunga itu mengering dan gersang
tersengat oleh teriknya sang mentari siang
yang mematahkan tangkai pohonnya
hingga jadikan ranting mengambang
terhempas angin pasang

Sayang...
Ingin ku tegug malam ini madu kasih
yang terhembus dari kedua belah bibirmu  yang manis
lalu akan aku jadikan pengobat rinduku yang biru
hingga dahaga hati dan jiwaku panuh syahdu
di tengah pelatan malam sunyiku

Namun bibirmu tertutup awan pekat
yang akan meteskan deras air hijan lebat
lalu menjadi petir dan mematahkan pepohonan
hingga jadikan bumi hatiku tak berbunga


Kepergianmu


Kasih....
 Kesunyian ini sangat menaburkan 
benih benih kerinduan yang dalam
pada setangkai bunga cinta yang mirah
 lalu terbang dikegelapan malam 
hingga kerinduan sampai di ujung pematang

Kasih...
 ketika mataku mulai lelah dengan sayup angin
hadirmu menari di tengah kepekatan
penuh nyanyian penuh untayan
 dan kata cinta simponi malam

Kasih...
 Suaramu isak tangis teteskan air mata
 lalu tumpah di terpaan hati dan jiwa
 meluluhkan dedaun  
yang melambai
 hingg jatuhkan bunga cinta terkulai



Kasih....
Kepergianmu teteskan benih air mataku
mengaliri sungai dan bebatuan yang tajam
serta lekung batu cadas yang merentang
hingga tak dapat ku seduh
air mata itu kandas di tengah lautan