Minggu, 28 Juli 2013

Dustamu


Aku terlelap oleh ucapan kata katamu yang manis
 tentang tulisan cinta yang mewarnai jiwa
hingga kujadikan mimpi mimpi indah yang suci

 Aku terpesona tutur kata katamu yang teriring senyum

seakan melepaskan aroma kasih putih yang suci
hingga dalam detik waktu kau selalu berada,
 mewarnai hari hari serta mewarnai hati jiwaku

Ketika semua ku genggam dalam kepalan jiwa
 kau lari terlunta lunta tinggalkan jejak jejak kasih yang setia
 sehingga aku terkapar dalam jala luka yang sungguh
menganga

Sekeping hati merona di pelataran sumpah cinta
yang terangkat manis menepuk golora jiwa
lalu menjadi serpihan serpihan kata yg membeku
mengenang di pucuk pucuk daun talas yg biru

Hati merintih menahan rasa yang terkenang
oleh hempasan hempasan waktu yang terlunta
hingga menjadikan kata kata cadas yang memar
lalu menipis dan hanyut oleh deburan ombak

Sore berlahan lahan memecahkan kehangatan
yang berkecambuk riyuh dalam sebuah terpaan
hingga awan hitam datang bersama deru angin
lalu gelapkan hati yang merintih terlantar

Sepiku Bersama Rindu

Dalam larutnya malam yang membungkam sepi
angin terus menyapa membawa kedinginanan
yang sangat menyentuh pada hati dan jiwaku
lalu hadirkan rasa Kasih dan sayang yang terbuang

 Pekatnya malam semakin melelet lalu membungkus gelap
 janjikan mata untuk tak melihat tentang seberkas sinar yang sejuk
  hingga desah kasih meninggalkan seribu kerinduan

Sekuat tali kasih masih mengikat gelembung hati
yang menyuwarakan kasih cinta dan sayang
pada keroncong keroncong jiwa yang telah tiada
 hingga teteskan bening bening mutiara kasih air mata

Terpaan angin mlm terus melambai dan mengusik
pada keheningan yang memekat dalam jiwa
 hingga ku tersangkut dalam dekap rindu yang biru


Selembar jiwa


Selembar kasih penuh kerinduan masih tertulis
 diantara kertas kertas hatiku yang semakin membiru
 mewarnai kisah cinta saat malam mulai tiba

 Ukiran ukiran cinta masih mengukir indah
diantara tepian telaga jiwa yang menentang
pada pupusan pupusan malam yang semakin melarut
dan menyelimuti gegersangan hati yang pedih

Tinta merah masih mewarnai tulisan tulisan kata
yang terbuat dari syair sayir rindu dalam jiwa
 lalu mengekang warna penuh darah yang memekat
pada sehelai kasih putih yang terhampar di hati

Malamku sepi


Malam yang sepi sesepi hati yang terbungkam
hanya sepoyan angin lusuh menerpa dedaunan
hingga melambai lambaikan ranting yang patah
 lalu menjatuhkan pucuk pucuk kembang yang merah

 Malam semakin hning sehening kerinduan memekat

pada sehelai cinta yang tertuang diantara sungai sungai
 hingga menyangkut pada tali kasih yang menghalang
 lalu terhimpit diantara batu batu yang tajam

Malam semakin larut selarut cinta yg terpendam
pada jurang jurang kasih yang mendalam
hingga tertutup oleh kerinduan yang mengekang
di dalam kamar hati dan jiwaku yang menjurang


Selasa, 23 Juli 2013

Cinta Yang Terbuang


Sapa pagiku melayang bersama awan 
dan menepis kerinduan yang membungkam
pada setetes cinta yang terhalang
lalu menjadikan syair syair cinta yang terbuang

Pagiku pohon cemara yang hijau
tinggi namun terhempas oleh seruan angin
hingga patah dan tergeletak dijurang yang dalam
lalu aku tak mampu berlari untuk mengejar mimpi

Pagiku menangis bersama tetesan embun
yang jatuh hinggap di tanah tak berbunga
lalu mengering dan menjadi serpihan serpihan  abu
hingga pagiku rasa luka dalam hati dan jiwa