Kamis, 23 Mei 2013
Di Ujung Pagi
Di ujung pematang pagi saat mentari bersinar
ku ayunkan langkan kaki ini walau tanpak lelah
besama mimpi mimpi malam yang tak pasti
Desah angin menyapa jiwa yang terhempas
dengan panasnya matahari yang menyengat
pada dinding hati yang keluh penuh sesak
Daun daun lambaikan tangan turut bersedih
mengenang semua mimpi yang terhempas
di saat malam mengantungkan pada waktu
Ooooooooooooo sungguh kau tak..........?
ku ayunkan langkan kaki ini walau tanpak lelah
besama mimpi mimpi malam yang tak pasti
Desah angin menyapa jiwa yang terhempas
dengan panasnya matahari yang menyengat
pada dinding hati yang keluh penuh sesak
Daun daun lambaikan tangan turut bersedih
mengenang semua mimpi yang terhempas
di saat malam mengantungkan pada waktu
Ooooooooooooo sungguh kau tak..........?
Rembula Di wajahmu
senarnya yang redup tak biasa aku tatap
kabut menutupinya hingga sinarnya.......?
Lalu kupanggil dengan kasih dan sayang
namun ia semakin lari dengan kenjang
seakan dia takut dan takut penuh rasa takut
Namun ia menitipkan pada selembar daun
yang bergoyang tentang yang ia rasakan
kini baru kumengerti dan baru aku sadari
tentang apa yang terjadi....................?
sungguh cinta kita mengambang antara kata
yang tersirat indak di dalam jiwa
Selamat pagi
Kutunggu datangnya mentari yang kan berinar
berlabuh bagai perahu di langit yang indah
bersama sayupan angin yang lirih di pagi ini
Dedaunan melambai di antara ranting pematang
yang lemas lalu tersentuh pijakan burung
yang selalu bersiul mengitari pepohonan
Sementara embun berterbangan bagai kapas
melayang lalu hinggap di tanah yang kering
menyapa bumi dengan lembut penuh sentuhan
semtara sang angin terus melirih kabarkan pagi
yang sebentar lagi akan ada sinar mentari
untuk ungkapkan selamat berjuang sampai nanti
berlabuh bagai perahu di langit yang indah
bersama sayupan angin yang lirih di pagi ini
Dedaunan melambai di antara ranting pematang
yang lemas lalu tersentuh pijakan burung
yang selalu bersiul mengitari pepohonan
Sementara embun berterbangan bagai kapas
melayang lalu hinggap di tanah yang kering
menyapa bumi dengan lembut penuh sentuhan
semtara sang angin terus melirih kabarkan pagi
yang sebentar lagi akan ada sinar mentari
untuk ungkapkan selamat berjuang sampai nanti
Jumat, 17 Mei 2013
Sepinya Hati
malam sangat sunyi hampa yang ku jalani
rembulan yang menyinari di kediaman malam
kini hilang dan pergi seakan tak mau kembalidah
Kini taman hati kurasa gelap,gelap dan gelap
sinar bulan takkan ada lagi yang menerangi
lilin kecilpun terhempas oleh badai menderu
Biarlah kesunyian ini kujalani bersama cerita
luka yang dalam serta rindu yang kelam
mungkin ini adalah sebuah suratan jalan
yang harus kutempuh di ujung malam
Langganan:
Postingan (Atom)