Minggu, 29 Januari 2017

Kau yang kunanti

Aida Tiada lagi yang dapat diharap setelah semua berubah gelap. Tiada pula bayang yang dapat dilihat. Gelap, pekat, tercekat
Maski diri telah bersiul menyaringkan suara
Selain hanya butiran tasbih berbutar
Dan memanggil nama namau yang beraksara
Aku tak lagi terhanyut dalam tatapan tatapan bulan yang bersinar di setiap ruas ruas pandangan
Selain hanya ku bermunajat terucap engkau kan pulang
Dengarlah cicitan kenari kenari kecil di atas ranting
Yang memaksakan diri pada sang induk di peluk karena dingin
Dialah aku yang gigil menanti kerinduan segera pulang pada jiwaku yang mengemis
Untuk meluruhkan jiwa yang tangis dalam gelap malam
Membangunkan cinta yang lama tertidur pulas dengan satu rindu untukmu

Minggu, 22 Januari 2017

Andai Saja

Engkau sangat mengagumkan
Andai  saja engkau dekat
Tak perlu di pertanyakan tentang hati
Mungkin lebih awal dari kedua tanganku berjabat
Dan Rindu yang sangat menguntum di debar rasa
Kini mengawali jejak kaki yang masih kaku

Andai saja aku bisa.......?

Jumat, 20 Januari 2017

Cintaku tetap untukmu

Aku akan berusaha menutup mata walau hati sangat terseksa
Dengan ribuan yang merimbun kata
Karena kutahu senjamu selarik langit yang berwarna hanya menatapku tanpa iba......
Dan biarlah alam mensaksikanku dalam faham yang menyirat
Bahwa engkau yang senantiasa aku harap bersama doa doa takdir
Yang ku semilirkan pada lirih angin
Dan Biarlah lautan ini menjadi gumpalan detak yang menghantam paruh dadaku tentang sebuah rasa jiwa
Yang tak pernah berhenti menggelombang di antara darah yang menderas
Sebagai tanda bahwa tak pernah berhenti dalam sekap
Aku mendoakan tentanh cinta