Rabu, 16 Januari 2019

Pada Siapa

Daun daun sudah mengering,Kertas kertas sudah terbakar,Kini tinggallah daun yang muda sebagai tempat aksara untuk di baca

Tinta tinta sudah mengering,pena semua sudah patah,bahkan sebagian sudah di tong sampah,dan kini hanyalah air hujan sebagai pengganti demi satu huruf dan angka untuk kita

Mata sudah rabun tak melibat jelas,telinga sudah tuli tak mendengar tentang suara suara,meski sangat keras

Kini ku hanya mampu meraba raba demi satu kebaikan..

Ya alloh semuga hari esok embunmu masih kau taburkan kebumi kami

Sebagai tanda sejuk dalam kepanasan dalam kegersangan yang kini melanda di dadaku..

Kesendirianku

yang satu jauh melambung mencari angin dan ingin berkiprah mencari kebaikan

karena baginya yang sudah di temukan masih kurang baik

dan yang satunya juga ingin pergi untuk kembali kesarangnya sebagai burung kecil dan mengadu pada induknya

entahlah aku tak tau apa yang ada dalam fikiranya

sedangkan aku hanyala tubuh kecil yang mampu mengaminkan dari segala apa yang di berikan tuhan

serta aku hanyalah pemuhon dan pendoa yang berusaha berdiri dengan semangat

jika semua sudah menjadi akhir dalam hidup

biarlah,mungkin itu adalah bagian dari hidupku untuk berjalan mencari ridho

Harapanku

Waktu barangkali milik kita yg sama sama di bawah langit di atas bumi tuhan..
tak ada petunjuk lagi dari apa yang ku serap dari hadirnya sang bidadari mimpi
selain kutemukan secercah harapan dan ridhonya
kini tinggalah waktu bagaimana cara waktu memutar jarumnya pada titik henti tentang kita...
sedangkan kita sendiri masih bangga dengan jarak yang hanya mengepak kerinduan....

wahai mimpi yang indah...
hadirkanlah pula keindahan yang berpuan nyata pada keroncong iman dalam hati...
meski jauh tak dapat ku gapai...
setidaknya engkau datangkan dia sebagai ruang tungguku yang mengiyakan tuk kekuatan iman

Cinta

Cinta begitu fana di antara tandus dan gersangnya dunia

kau ciptakan angin dengan tiupan yang kau siul sendiri hingga bunga bunga itu indah

kau lembutkan bait bait rasa dengan tak sama sekali memberi tanda petik namun bagiku semua itu adalah fana

seketika aku mati kau akan melupakan atau hanya di jadikan kenangam sebagai koran masa lalu di dalam tong sampah..

dan aku hanyalah jelata yang berharap rimbun doa di dalam permainan malaikat yang senantiasa membanding bandingkan amal baik dan jelek... 

jangan kau cintai aku sebagai fana yang memorak morandakan hidupku kelak dalam satu perjalanan panjang

cintailah aku sebagai pendoa yang slalu berharap ridho sang pencipta

hingga sampai di sana kita kan slalu bersama sama

Aku Merindukanmu

Aku merindukan kata kata seakarap angin dan pepohonan
yang melambai lambaikan daunnya penuh kesejukan 
barangkali di dalamnya ada cerita yang mampu aku petik sebagai bunga indah..

Aku merindukan senyuman seakrap matahari menyalami pagi dengan ceriyanya
yang di iringi burung burung berkicau di atas ranting,sejak  semalam telah habiskan lelah dengan mimpi mimpinya

Aku merindukanmu seperti biasa tak mengenal malam dan gelap 
bahkan lelahpun terabaikan oleh kisah kisah kita yang sama sama memetik buah hati
seperti biasa aku sangat merindukanmu
seperti biasa aku slalu berharap ada kata katamu hingga ku dengar lagi tagihan tagihan rindu meski tak ada kata cinta
karena bagiku itu sudah cukup dengan bahasa hati