Selasa, 15 Januari 2019

Untuk Sebuah Hati

Sabarlah wahai hati jangan bersedih 
Biarkan iramanya melirik lagu hujan yang bernyanyi
Kan engkau sendiri yang berkata kalau hidup adalah perjalanan yang belum pasti walau seakan nyata.

Wahai hati...
Tebarkanlah kebahagiaan dalam sulaman sulaman bahasa
Hingga bermanfaat bagi semua yang membaca
Jangan lagi sedih dan merasa jatuh
Kan kamu sendiri yang bilang
Jika aku sudah pergi meninggalkan kamu (jiwa)pasti kau tak lagi serupa dan takkan mengenali aku lagi.

Wahai hati.....
Sebelum kau pergi meninggalkan jiwa ini,marilah sadarkan setiap perjalanan ,damai kan dirimu dengan asa yang menebar,biarkan rasa sakit,lara,paruh,membungkusnya,
Kan kamu sendiri yang bilang 
Kalau kita hanya untuk tuhan.dan semuanya akan di kembalikan kepadanya


Bening Matamu

Sayang.... 
Kulihat matamu,sepertinya ada bening bening yang mau jatuh dari celahnya,sepertinya kau ingin menyiratkan sebuah bahasa lirih... Adakah bahasa itu sedih yang menyentuh bumi atau menghitamkan langit hingga hujan..? 
Dan di binar matamupun tak secerah matahari pagi sesudahnya embun jatuh.....

wahai pesona mata yang indah kenapa kecerahan itu seakan akan tak kutemukan lagi di sana..? 
Ayo tersenyumlah sayang,bagaikan mawar di atas ranting...
biarlah masa itu berjalan dengan waktu yang lalu.. 
Lepaskan semua itu,Rajutlah masa depan yang indah,karena alloh slalu memberikan kebahagiaan bagi yang menuju


Salam Rindu

Saat dirimu yang jauh,hanya memberi sapamu
Namun mampu lahirkan rindu ku yang membiru
Kenapa disetiap kata rindu yang bergetar dari bibirku semakin adanya kamu
Akupun tidak tau,bahkan getar getar ini sepertinya menyumbuh senyummu
Dan tak ingin ku persembahkan selain hanya kupersembahkan kepadamu
Dan aku percaya,
Barangkali Karena doamu, selalu menggetar di relung jiwaku.
Selamat pagi Dinda
Salam penuh mesra
dalam relung jiwa


Minggu, 30 Desember 2018

Bayanganmu

Ku cuba tuk menghilangkan gigil gigil yang terus mengusung jiwaku di atas lampion lampu yang berkedap kedip
Pada warna aku suguhkan jari jari tangan kecilku yang hampir gerah
Setelah air laut menggulungku dengan kerinduan yang meluas di dasarnya
Dengan cinta ku mulai menitik lagi dari huruf kehuruf hingga menjadi namamu..
Dan aku coba untuk menghapusnya lewat dari kapas kapas yang aku satukan menjadi bondelan bondelan yang terikat
namun namamu tak jua hilang..
Hingha aku coba dengan air mata yang aku kumpulkan dari sebuah bayangan rindu dan khayal.
Namun namamu yang ku hapus menjadi sebuah gambaran tinta yang melukiskan wajahmu..
Elok,seperti kanvas yang merasuk pada sukma,
Matamu,senyummu alismu,dan bahkan bibirmu seakan akan bergerak meminta pada sebuah kerinduan untuk segera pulang pada tanah jiwaku..

Senin, 17 Desember 2018

Renungan seorang anak

Ibu adalah seorang wanita yang melahirkan kita
Ibu adalah seorang guru yang memberi kelembutan pada kita
Ibu adalah seseorang yang memberi pelajaran cinta kepada kita
Dan ibu adalah yang senantiasa berdoa pada kita

Jangan kau samakan ibumu dengan istrimu maski sama sama wanita
Istri adalah teman setelah kita di temani ibu dengan segala resahnya
Istri adalah seorang ibu yang melahirkan anak anak kita tapi bukan yang melahirkan kita
Istri adalah seseorang yang mencintai kita delam dekap setelah lama kita di dekap erap oleh ibu
Istri hanyalah makmum kita tidak lebih seorang murit pada gurunya
Istri adalah seseorang yang baru dalam kehidupan kita
Jauh dari pada ibu yang mengandung dan melahirkan dengan tangis menjerit jerit penuh duka rela..

Ibu adalah segala galanya dari segala istri kita