Sabtu, 13 Mei 2017

Renungan Diri

Ingat orang yang menuhankan dirinya itu tidak harus berkata aku adalah tuhanmu atau senanglah aku atau kau harus bersujud di telapak kakiku.
Tetapi sombong adalah termasuk golongan orang orang musrik yang telah menuhankan dirinya tanpa kita sadari....
Kita hanya manusia lemah yang tidak mampu dari segala gelanya.baik harta yang kita punya,baik jabatan yang kita miliki,bahkan ilmu pun yang kita miliki semuanya milik allah.

Jangan pernah memandang orang lain lemah di hadapan kita,jangan pernah melihat orang itu jauh lebih miskin dari kita,dan jangan pernah memandang diri orang lain itu terpuruk dari kita.
Lihatlah kita,dan bacalah diri kita,serta pelajarilah kehidupan kita.meski tetangga lebih dari apa yang kita lihat....
Insya allah akan lebih berguna diri kita di hadapan allah sang maha pencipta.

Selasa, 18 April 2017

Perjalananku

Aku tidak pernah bosan dengan segala ujian yang harus aku tempuh
Tapi aku lelah sudah dengan banyak jalan yang harus aku jejaki ,izinkanlah aku meminum air kerohmatanmu walau hanya seteguk,hingga mampu aku melepaskan kelelahan yang membelenggu jiwa ini.

Bukan aku mengeluh dengan segala apa yang aku jalani dengan banyak ujian,tentu aku yakin janji janji kepastian penuh kenyataan pada hakikatnya di akhirat nanti,tapi berikanlah sedetik waktu untukku supaya dapat merayakan ketenangan dengan bunga bunga tidur walau sekejab,meski tak harus sama dengan yang lain di ridhomu.

Dan dengan Tetes air mata ini aku tidak pernah pasrah dengan setiap apa yang aku pikul di setiap jarum detik melingkar pada desah kesah yang keluar dari kedua bibirku ,tetapi izinkanlah aku untuk meminum sari sari madu yang yang kudengar manis melebihi madu bunga yang indah di setiap kelopak pagi.
Supaya dapat kurasakan nikmatnya perjalanan yang aku cari dari setiap tunggu tunggu pemberhentian yang aku hinggapi........

Selasa, 11 April 2017

Pesan langit langit pada hujan

Pesan langit pada hujan
sampaikan salam kasihku pada bumi penuh kesetiaan dan cinta.biarkanlah dulu jarak membentang pada kita.
Aku tetap mencintainya dengan kesetiaan tanpa meminta apapun yang dia miliki.
Jika bumi masih kurang yakin tentang kesetiaanku lihatlah mentari ketika siang ,dialah sinarku yang allah berikan untukku.sinarnya akan aku kirimkan padanya.dan lihat nya ketika petang.allah memberiku rembulan dalam gelap.dan katakan pula.bahwa sinarnya akan aku suguhkan pula padanya.

Hujan... pesanku yang terahir pada bumi....
Sebagai tanda kesetiaan hingga akhir kita di pertemukan menetaplah engkau sebagai air yang sejuk dan mengalirkah kepada muara muara yang gersang,supaya dia tak meragukan aku yang masih membentang luas disini.
Dan biar bumi merasa bahagia dengan bunga bunga yang tumbuh di punggungnya.

Sandy Nista
Jember 11-4-2017

Jumat, 07 April 2017

Cintaku

Ya nabiyana......
Aku mencintaimu tidak dengan embun atau bak embun yang hanya turun dengan waktu paginya,meski menyejukkan tapi hilang di terka matahari,lalu gugurkan daun daun menjadi kering

Aku mencintaimu tidak dengan hujan atau bak hujan yang hanya datang dengan musimnya.setelahnya pergi tanpa pamit hilang bagai di telan masa dan kembali lagi setelah datang waktunya
Meski memeriahkan daun daun yang menjanjikan warna sejuknya

Aku mencintaimu tidak dengan malam atau seperti malam yang datangkan gemintang berkias cahaya disertai rembulan purna tapi hilang ketika suara subuh atau sesudahnya tanpa kemana arah tujuannya,lalu tergantikan matahari yang membakar punggung punggung bumi.

Ya Nabiyana......
Aku mencintaimu tampa kata tanpa rupa tanpa desah hingga takkan ada yang tau siapapun di dekatku,selain hanya aku dan darahku yang mengalir bak air di pegununan ke lembahlembah tanpa waktunya.tak harus kupinta kau jua bersamaku,tak harus ku ingin kau memukulku,tak harus kau terdengar di telingaku.aku mencintaimu ikhlas karena tuhanku.

Rabu, 05 April 2017

Akhirkah aku

Ku letakkan Jubah jubah hitam yang menggulung lekat di kepalaku
Mencerminkan diri pada batu batu cadas yang tak terlihat ,memang dada berkata tak ada kemungkinan melihat wajah.
Namun aku percaya pada langit bahwa hujan akan membuatku melihat walau tak begitu terang.

Kusimpan kopyah putih yang menutupi helayan rambutku yang melulai merontok satu persatu terbawa usia senja yang tadinya masih menghitam,untuk ku hitung berapa langkahkah kakiku yang bertahun tahun berpijak dalam tanya..di kubukit yang rasa....
Barangkali aku bisa tau seberapa jarak, aku sudah bernafas,entahlah barangkali waktu yang mentakdirkan,atau takdir yang mewaktukan.

Langit bisu ,hanya gelagat suara yang kutanyakan tak terjawab,bahkan bumi pun hanya menggtarkan diri terucap pelindu yang mengasingkan dan memuncakkan deras air sungai mencabut pepohonan,seakan akan mengakhiri derita derita alam yang sudah terasa tua.

Akhirkah semua ini dengan menggemparkan alam......?
atau hanyalah ujian bagi perasut yang menghasut pada hati yang kokoh.
Atau memang murka sang kuasa yang telah memberi kebencian alam pada ribuan nyawa yang masih menangis dengan air mata dusta.

Wahai sang maha kuasa...
Jubahku telah terlepas dari tanah tanah jiwa yang sejak dulu berjalan melangkah penuh dengan kebingungan dan rasa mabuk tanpa tersadar kepastian tentang hak hakmu

Aku bersimpuh aku memohon aku berharap biarkanlah celana celana pendek ini menjadi sisaan yang dapat menutupi badanku
Jangan kau ambil kembali jangan kau pinta untukku ku kembalikan pada asalnya
Biarkan aku menjadi diriku dulu sebelum kembali kepadamu dalam sekejap .untuk satu maaf atas segala perilaku yang tak mungkin menutupi segala dosa dosa yang membalut jiwaku.