Senin, 06 Februari 2017
Siapa Untuk Siapa
Selasa, 31 Januari 2017
Munajat
Ya Rob.....
Sebelum raga ini kembali pada tanah yang hitam
sebelum tulang belung ini remuk di dalam jurang
dan sebelum engkau ambil roh roh yang tersimpan
izinkanlah hambamu dalam rajutan kasih dan cinta
berjalan di antara pesuruhmu yang engkau percayakan
Ya Rob.....
Sebelum mataku buta tak dapat melihat
sebelum jiwaku halus mendebu di himpat tanah
dan sebelum jari jari ini kaku dengan kesendiriannya
kuatkanlah hambamu ini dengan segala hamparan malam
yang begitu memekat di setiap nanarnya mataku melihat
Ya Rob.....
kubersandar pada rohmatmu selain hujan
ku bersujut padamu selain dari sholat
munajatku dalam seruh berikanlah hambamu ini
kepekaan yang jelas dalam kenyataan hidup yang kuat
hingga dapat menguatkan imanku yang rapuh
Pada laut kutulis
dan beribu kata rapi tersusun sajak indah tentangmu
yang kuhimpun sunyi di luasnya birahi Lautan dan juga tentang perjalanan seseorang yang berpagarkan rindu serta ombak
yang meresap sebuah kata-kata,barangkali mampu kau teguk
hingga menjadikan tulang sumsum yang ku tanyakan pada karang
biar angan dan imajinasiku setia berlayar di halaman-halamanmu
dan di setiap rekahan kata-katamu yang menegak
hingga ku tak memburu lagi nasib dan rasi di langit malam
Jarak
ingin rasanya menggunting jarak
yang sangat jauh ini menjadi dekat
hingga menjadikan tunas tunas cinta terlihat dan menghilangkan rasa yang ada dalam benak rindu
untuk memindahkan tubuh pada ruang yang tidak sunyi lagi
untuk slalu di beranda berpetak penuh dengan nyatanya
dan tidak meminjam nada-nada dan suara-suara yang kusuka
kemudian kualunkan senandung cinta yang biru
selagi senja menghangat di atas birunya langit
hingga dirimu teraduk dalam cangkir senja yang membumi
dalam secangkir kopi dan imajinasi yang senantiasa membenak
ketika kusesap dalam-dalam yang menyejuk hangat
hingga rindu tidak lagi bertebaran memenuhi warna pelangi di kejauhan
Minggu, 29 Januari 2017
Kau yang kunanti
Maski diri telah bersiul menyaringkan suara
Selain hanya butiran tasbih berbutar
Dan memanggil nama namau yang beraksara
Aku tak lagi terhanyut dalam tatapan tatapan bulan yang bersinar di setiap ruas ruas pandangan
Selain hanya ku bermunajat terucap engkau kan pulang
Yang memaksakan diri pada sang induk di peluk karena dingin
Dialah aku yang gigil menanti kerinduan segera pulang pada jiwaku yang mengemis
Untuk meluruhkan jiwa yang tangis dalam gelap malam
Membangunkan cinta yang lama tertidur pulas dengan satu rindu untukmu
Minggu, 22 Januari 2017
Andai Saja
Engkau sangat mengagumkan
Andai saja engkau dekat
Tak perlu di pertanyakan tentang hati
Mungkin lebih awal dari kedua tanganku berjabat
Dan Rindu yang sangat menguntum di debar rasa
Kini mengawali jejak kaki yang masih kaku
Andai saja aku bisa.......?
Jumat, 20 Januari 2017
Cintaku tetap untukmu
Dengan ribuan yang merimbun kata
Karena kutahu senjamu selarik langit yang berwarna hanya menatapku tanpa iba......
Bahwa engkau yang senantiasa aku harap bersama doa doa takdir
Yang ku semilirkan pada lirih angin
Yang tak pernah berhenti menggelombang di antara darah yang menderas
Sebagai tanda bahwa tak pernah berhenti dalam sekap
Aku mendoakan tentanh cinta
Rabu, 11 Januari 2017
Dari Wajahmu
hingga dapat lenah malam yg terhias cahaya....
namun rajutan senja masih menguning di ufuk barat membuat jiwaku bergetar
Ingin aku petik selembar daun yang indah,lalu akan aku jadikan takaran takaran bunga langit ketika malam mulai lelap.... namun sedikit tangan bergetar bak pelindu durjana yang tergulung gelap....
dan dari sinar matamu yang mengkilau.
ingin aku tadah bagaikan air yang jatuh dari langit ketika hujan...
lalu akan aku taburkan kembali pada serumpun bunga yang mulai layu berharap embun.....
Namun getar dadaku seakan akan akan menyesakkan nafasku
Hingga tak mampuku beranjak dari kebekuan ...
Minggu, 25 Desember 2016
Senja yg berlalu
Senin, 05 Desember 2016
Kemilau Senja1
Dan Aku rindu senyummu yang hidup kekal tanpa guguran kesedihan, seperti lukisan Monalisa yang tak pernah lekang oleh zaman.
Kau idola yang hidup di atas panggung panggung kepalaku, aku riang tepuk tangan penonton rela menantimu hinggapi ruang mimpi.
Walau secuil harap tak pernah ada di kepalamu
Dalam angan Jika kau mencintai malam; akulah bintang terang yang hidup di kelopak matamu.
Yang slalu menyinari tak berbatas waktu
Penambah cahaya kugunakan namamu sebagai harum khayalan agar rindu tetap tenang di pembaringan malam.
Walau sekedar mimpi