Sabtu, 24 September 2016

Sebuah nama

Pada selembar daun biru di atas ranting
ingin aku mensyiratkan sebuah nama penuh cinta dan lasih sayang
namun aksara apakah yang harus aku tulis untuk mengawalnya
sedangkan kerangka kerangka langit tak lagi mampu aku tafsir

pada batu hitam yang legam di gurun perasa
aku tulis aksara akasaraku yang berharap penuh doa
entah terbaca atau tidak yang mengirti mungkin sebising angin sejak
atau sekelupas senyum mentari panas yang menghibbah lewat celah celah pepohonan yang merindang

oooh
betapa jiwa menatap kesunyian dengan harapan yg patah

Untuk sang kekasih

Betapa besar cita cita sang wanita Yang kulihat ini dalam merajut rohmat
biarpun derita memayungi dirinya dengan sakit yang dirasakan
hatinya tak henti hentinya Mengucup asma asma allah dalam setiap detak jantungnya
walau derita meneteskan air mata hingga memesih
masih dalam seucap senyum senantiasa aku temukan dari kalimat kalimat yang keluar adalah kewibawaan seorang wanita yang mencari ridho allah

ya allah sembuhkanlah dia wanita yang lapang dalam mengarungi jalanmu
panjangkanlah ibadah dan umurnya supaya aku dapat merasakan indahnya dunia
dari setiap ucapan dan kalam kalamnya

amiiin

UNTUK SANG ISTRI

Takdir boleh menudingku untuk satu perumpamaan aku engkau dan siapa
tapi jiwaku terlalu nyaman di hatimu bermain cinta penuh kasih dan sayang
dalam setapak janji hatiku engkau adalah satu doa dalam zdikirku kepada sang pencipta
dan dalam satu harapan engkau dan aku slalu menyatu hingga akhir masa
walau takdir memilihku kembali dengan siapa
dan hidup dengan siapa....
Karena aku tau engkaulah syiratan utama yang lekam tak dapat dihapuskan oleh para jiwa
sungguh muliamu adalah bahasa kiasan dalam taubatku yang masih runtuh
sungguh pintamu membuatku menjerit pilu menatap indah matamu
tanpa air mata kau syairkan kalam kalam ketakwaan dalam sejarah cinta
dengan senyum dengan pasti yang seakan akan tiada rasa sakit hati

Rabu, 21 September 2016

Dua bahasa

Aku tau kita adalah dua bahasa yang mau di jadikan satu
penuh harap dan harapan tanpa harus ada yang mematah
tapi aku sadar dalam semua kenyataan kita
bahwa engkau tak mungkin dapat aku gapai
namun aku yakin dengan kenyataan dan haqiqat cinta kita
bahwa di akhir kita nanti walau sampai di penghujung senja
aku dan engkau akan menjadi kita lagi
walau harus berpeluh luka dan air mata

Pedih

Ada perasaan pada sebuah cinta di ubun ubun malam
seketika bias cahaya rapuh tertutup oleh awan yang datang
iyalah kepedihan dan luka yang menyayat nyayat jiwa

Dan pada sekuntum rindu yang pilu di atas patahan ranting kemilau
ku coba tuk hibbahkan semua kenyataan yang sangat merengkuh pada hatiku yang pedih
namun iya tak sanggup menerimanya
hingga dalam keterpaksaan aku bawa semuanya
walau pegitu pahit penuh derita luka

Oooh angin yang meniup runtuh daun daun kenangan
lepaskanlah derita dan luka ini
hilangkanlah kerinduan jiwa ini yang senantiasa menyayat nyayat hati
aku sudah tak mampu menahan semua kenangan ini
kenangan yang begitu merengkuh pada setiap detak detak jiwaku