Sabtu, 23 Juli 2016

Pedih

Senyummu kini menjadi sebuah silet yang tidak berhenti menyayat hati
Dan luka ini takkan kau tahu beserta pedih yang kurasakan
Lewat dari hembuskan angin yang menghantam kepiluan
Sepertinya tak ada waktu hati ini slalu menjerit jerit

Dan tatapanmu kini bagai anak panah membusur dadaku
Menghentikan detak detak cinta yang kau tanamkan dalam jantungku
Hingga tiada berdaya dengan semuaku yang kau ratapi

Bahkan suaramu yang dulu merdu ketika memaparkan kata
Sesekali anak burung mencicit menemui sang mentari pagi
Kini bagaikan halilintar menghantam kenyataan hingga sunyi
Lalu datangkan deras bujan kepedihan yang berlimbah
Di setuap lekukan lekukan bibir kecilku yang membungkam.

Hati yangTersiksa

Ingin aku kubur dalam dalam semua kenyataan yang tersyiratkan di hatiku
Hingga tak lagi ada yang berbenah di kepalaku yang batu
Halnya malam yang lalap dengan cahanyapenuh bintang dan rembulan
Halnya pagi dengan suryanya yang teriring dengan bahasa burungnya
Namun hati ini tidak bisa,bahkan semakin jauh kaki melangkah semakin dekat bayangannya.

Pada malam sudah aku teriakkan dengan lantangnya
Lelapkan ingatanku bagaikan pekerja yang lelah lalu Pulas dengan tidurnya
Atau tenggelamkanlah ingatanku bagaikan perahu di tengah lautan
Yang tenggelam tak mengenal dermaga dermaga di pasisirnya
Namun semua sia sia,yang ada kini hanyalah derai air mata pasrah
Yang tak pernah berahir bersama sayup angin yang mendesah penuh kepedihan.......

Ku bawa pedih ini

Terimakasih atas segala kenangan yang kau tinggalkan dalalam hari hariku
Akan aku bawa bersama tetesan embun pagi yang tak lagi sejuk
Hingga matahari bersimpuh di ufuk barak dan takkan menjumpaiku lagi.

Biarlah tetesan air mata ini kan menjadi tinta  kecil dari sebuah kertas yang tersyirat
Tentang cinta dan perasaan yang tersungkur di atas bahu gelap
Hingga menemui titik tenang di lubang ajal yang pasti

Biarlah kerinduan ini slalu mencela tentang kenyataan pada jiwa
Yang slalu hadirkan khayalan khayalan palsu di ujung mataku
Tentang dirimu.tentang kasihmu dan dari semua kata katamu

Biarlah akan aku sematkan semua kenyataan ini di rumbun hatiku
Dan akan aku tutup rapat rapat dengan detak detak jantungku
Hingga akhir mematahkan segala harapan yang terhampar di setiap waktu waktu.

Kamis, 21 Juli 2016

Lelah

Pada hujan yang merintik di atas daun yang hampir jatuh
Aku pinta tetesannya walau hanya sedikit jatuh pada diriku
Untuk ku jadikan air mata yang kini kering menintakan kisah pada masa lalu

Pada angin yang meniup rerimbunan di antara rumput yang bergoyang
Aku kekarkan dada yang kini panas dengan  baranya
Supaya mampu melupakan masa yang terus membakar jiwaku

Lelah sudah dengan permainan kata yang berbasa  cinta
Lelah sudah dengan bahasa bahasa rindu yang membeku
Yang hanya menyisakan kenangan kenangan pahit
Lalu tersungkur di antara dekapnya malam yang sepi

Selasa, 19 Juli 2016

Di dinginnya malam

Di heningnya malam yang begitu gigil dengan dinginnya
Kujamah bayang bayang gelap yang menghitam disini.
Kucubiti daun daun manja yang mengepak
Dengan angin angin mesrah yang meniup

Di hening malam yang begitu meng kaku seluruhku
Selaras bahasa ku tulis dengan tinta yang jatuh dari mataku
Dan di setiap aksara aksara yang ku ukir indah di sini
Iayalah aksara cinta yang sangat aku rindukan darimu

Di dinginnya malam yang menyelimuti seluruh jiwaku
Aku hangatkan diri ini dengan senyum indahmu yang pagi
Sesaat engkau masih ada di sini.menemani dalam sendiriku..