Minggu, 03 Juli 2016

Untukmu yang ku cinta

Sayang......
Kau senantiasa berkata tabah yang di iringin rindu rindu
Dan kau syiratkan aksara yang mengartikan jiwa cinta
Seperti langit hingga meneteskan hujan berbasah
Tapi apalah engkau pernah bertanya pada secawan hitam
Tentang dingin yang tak pernah pergi memelukku

Sayang......
Lihatlah jarum waktu yang senantiasa berputar
Dan dengarlah dentinganya yang slalu berbunyi
Bahkan dalam perjalanannya tak pernah merasa lelah...
Sepertiku yang slalu menanti ketabahan pulangmu di bumiku

Sayang.....
Aku tau dalam detikmu ada resah yang memeluk erat di hatimu
Dan Dalam jiwamu kau slalu kajikan jarak dan waktu
Seakan akan kita ada di sebuah lubang yang dalam
Dan hitungannya tak dapat terukur oleh kita
Namun percayah sayang...
Jarak ini jauh ini bahkan perpisahan ini hanyalah untuk mempererat rasa hati kita tentang cinta..
Yang senantiasa kita jatuhkan bersama dengan air mata kita...

Kau

Sepagi inikah embun di matamu yang jatuh tentang rindu rindu
Yang lara di lepas malam menutup segala galanya tentang hati
Atau seindah burung yang kau katakan tak pernah ada rindu lagi
Sedangkan di sebelah jiwa yang jauh dari jarak memandang gerimis di mataku

Malam begitu pekat,tandusnya menyamarkan segala yang ada di hati
Tentang rindu dan kasih sayang tentang cinta yang terhalang
Sejak sejak pengabdian segala jiwa yang sudah ku serahkan
Atas dirimu dan dirimu yang tak pernah lepas dari kepalaku

Sabtu, 02 Juli 2016

Ceritaku

Pernahkah engkau dengar cerita lama tentang pelukis hujan
Yang slalu duduk diatas batu batu hitam hingga mematung
Yang di ceritakan ahli ahli bait dari negara seberang
Hingga mengukir jelas pada kesunyian

Dan dengarlah engkau cerita cerita lama yang slalu terkisah
Yang senantiasa di setiap perjalanannya slalu menjerit jerit
Bahkan dalam jeritanya hanya beberapa aksara saja yang di sebut sebut
Hingga dunia mencatat sebagai sejarAh sejarah jiwa...

Iayalah aku disana dulu.yang kini tercipta kembali sebagai pembawa cerita cerita lama
Yang memperbaruhi kisah kisah dulu yang sudah tertutup kelabu
Tahukah engkau kisah apa itu.....
Iyalah kisah perjalanan yang begitu pedih penuh derita
Dan kisah kerinduan yang tak termakna....

Rintihan malam

Kini malam terpinang sunyi yang begitu senyap dalam diri
Dan Anginpun mendinginkan diri selaksA salju yang mengepal
Tak ada riuh tak ada kata selain resah gelisah menghantar ruah ruah diri yang mendesah
Menjadikan gigil yang tak mengobarkan semangat diri

Langit terpanggang sunyi yang menyekamkan jiwa jiwa hampa di kerut malam
Dan tak ada satupun cahaya cahaya malam di setiap tatapan
Selain gemintang yang menggantungkan diri di atas langit
Yang menghampa penuh kepedihan dan penderitaan yangg malang

Bumi merengkuh bumi berpasrah pada semua kenyataan yang gelap
Yang kini semakin mencekam dan melekat hingga berpekat
Menjatuhkan daun daun berguguran bak medan peperangan yang panas.

Rabu, 29 Juni 2016

Hujan di bumiku

Setelah hujan semalaman menjatuhkan diri pada bumiku
Haruskah hujan kembali mengalir dari Langit Biru
Sedangkan bumiku sudah tak menemukan mangkok untuk menadahnya
Haruakah dialirkan pada sungai sungai kecil yang berbatu
Sedangkan batu batunya kokoh tak dapat  di pindainya
Atau haruskan ku biarkan sedemikian,lalu melubangi setiap cakar alam
Yang sudah terbangun rapi walau tak begitu kokoh
Entahlah....kenapa harus sedemikian risih