Minggu, 03 Juli 2016

Kau

Sepagi inikah embun di matamu yang jatuh tentang rindu rindu
Yang lara di lepas malam menutup segala galanya tentang hati
Atau seindah burung yang kau katakan tak pernah ada rindu lagi
Sedangkan di sebelah jiwa yang jauh dari jarak memandang gerimis di mataku

Malam begitu pekat,tandusnya menyamarkan segala yang ada di hati
Tentang rindu dan kasih sayang tentang cinta yang terhalang
Sejak sejak pengabdian segala jiwa yang sudah ku serahkan
Atas dirimu dan dirimu yang tak pernah lepas dari kepalaku

Sabtu, 02 Juli 2016

Ceritaku

Pernahkah engkau dengar cerita lama tentang pelukis hujan
Yang slalu duduk diatas batu batu hitam hingga mematung
Yang di ceritakan ahli ahli bait dari negara seberang
Hingga mengukir jelas pada kesunyian

Dan dengarlah engkau cerita cerita lama yang slalu terkisah
Yang senantiasa di setiap perjalanannya slalu menjerit jerit
Bahkan dalam jeritanya hanya beberapa aksara saja yang di sebut sebut
Hingga dunia mencatat sebagai sejarAh sejarah jiwa...

Iayalah aku disana dulu.yang kini tercipta kembali sebagai pembawa cerita cerita lama
Yang memperbaruhi kisah kisah dulu yang sudah tertutup kelabu
Tahukah engkau kisah apa itu.....
Iyalah kisah perjalanan yang begitu pedih penuh derita
Dan kisah kerinduan yang tak termakna....

Rintihan malam

Kini malam terpinang sunyi yang begitu senyap dalam diri
Dan Anginpun mendinginkan diri selaksA salju yang mengepal
Tak ada riuh tak ada kata selain resah gelisah menghantar ruah ruah diri yang mendesah
Menjadikan gigil yang tak mengobarkan semangat diri

Langit terpanggang sunyi yang menyekamkan jiwa jiwa hampa di kerut malam
Dan tak ada satupun cahaya cahaya malam di setiap tatapan
Selain gemintang yang menggantungkan diri di atas langit
Yang menghampa penuh kepedihan dan penderitaan yangg malang

Bumi merengkuh bumi berpasrah pada semua kenyataan yang gelap
Yang kini semakin mencekam dan melekat hingga berpekat
Menjatuhkan daun daun berguguran bak medan peperangan yang panas.

Rabu, 29 Juni 2016

Hujan di bumiku

Setelah hujan semalaman menjatuhkan diri pada bumiku
Haruskah hujan kembali mengalir dari Langit Biru
Sedangkan bumiku sudah tak menemukan mangkok untuk menadahnya
Haruakah dialirkan pada sungai sungai kecil yang berbatu
Sedangkan batu batunya kokoh tak dapat  di pindainya
Atau haruskan ku biarkan sedemikian,lalu melubangi setiap cakar alam
Yang sudah terbangun rapi walau tak begitu kokoh
Entahlah....kenapa harus sedemikian risih

Aku Yang Terhempas

Dari sudut sepi yang begitu mulus di hias angin pilu yang luruh
Ada Sebuah hati menjerit lirih pada kehampaan yang begitu tandus
Harapan yang begitu entah pada sebuah takdir sepertinya terbelenggu dalam dalam
Dan kini Hanya desah dan pasrah menjejaki jalan setapak yang kosong

Dari sudut sepi pula yang diterjemahkan suara ayam bersyukur
Ada sebuah jiwa yang memontang mantingkan kepalanya
Seperti ada rias yang slalu memutar mutar dalam dirinya
Tentang cinta,tentang kasih,tentang rindu,dan tentang semuanya yang tak terjawab.

Entahlah begitu gigilnya sepi yang tertampak di pagi ini
Hingga harus menenggelamkan kisah kisah indah yang sudah terhias
Menjadi kenangan kenangan yang harus meneteskan deras air mata.
Dan harus mematikan segala cinta yang sudah indah tertancap di jiwa