Selasa, 14 Juni 2016

Kepergianmu

Aku yang batu sendiri di sini di tepian sunyi...
Engkau ciptakan  dingin dalam diriku hingga menggigil
Kau biarkan aku berpasrah di tengah lamunan
Yang selalu berharap dalam rajutan kasih dan sayang
Tak ku sangka engkau gerimiskan bening hujan yang menenggelamkan
Lalu kau jadikan badai badai masihkah yang terbuang

Dengarlah tukilan bagiku.....
Yang kau biarkan dalam sendirian tanpa engkau tahu
Desah ini adalah sapaan angin yang sejuk pada sekuntum bunga
Dan kata kata ini adalah sapa kumbang pada sarinya
Tentang cinta dan kasih sayang yang tak pernah hilang
Tentang rindu rindu yang membalut seluruh jiwa untukmu

Rasakanlah nyanyian pagiku....
Sesaat burung burung mulai menukik dan menari di atas ranting
Dan saat mentari tersenyum dengan biasnya yang bercahaya
Tuk menyinari bumi pagi yang baru saja terbangun dari tidurnyA
Engkau pasti akan tau betapa beratnyA dengan semuanya.......
Bukan lagi senyuman yang membingkai pada bunga bibirku yang memarah
Melainkan Gerimis Pagi yang menetes dari mataku.....
Iyalah kepadamu dan kepadamu

Senin, 13 Juni 2016

Bulan

Bulan...
Walau tak begitu jelas aku tatap wajahmu
Sinar matamu sangat menembus hatiku yang malam
Dan bias wajahmu menembus awan yang meriring
Serta kesejukanmu menjamah jiwaku yang diam

Bulan.....
Ingin aku terbang menjadi melintang walau tak terang
Supaya aku dapat mendekatiku yang indah
Namun apalah dayaku yang membumi tak mampu untuk terbang
Selain hanya desah meng angin saja dengan awan yang memutih
Untuk bisa menyentuhmu yang sangat indah rupakan..

Bulan.....
Andai saja engkau bisa turun dari haribaan langit yang biru
Dan kau mendekat lebih pada bumi yang jauh ini
Mungkin engkau akan tahu lebih rasanya perasaan yang ada di hati
Pastinya 3 hal yang selalu ada di sini..
Iyalah rasa cinta kasih dan sayang yang menunggu

Kamis, 09 Juni 2016

Ketika pagi

Dari balik jendela yang terbuka saparu terhimpit embun...
Seulas wajah cantik yang tersenyum indah bak bunga mawar
Kini aku melihatnya walau hanya tak begitu jelas di sana...

Rambutnya yang terurai indah tersisir rapi di pagi buta
Sungguh hitamnya mengekalkan harapan di dada
Ingin sekali kali aku panggil dengan suara pelepaas
Namun suara burung terus menukik hari menutupi pagi
Hingga tak mampuku berkata apa selain hanya desah angin yang menjiwa...

Oooh pagi yang indah dirempah panurama jiwa
Betapa indah rasa engkau aku dapatkan sebagai penggantung jiwa
Dan betapa bahagia engkau dapat ku harapkan sebagai pemulas kata
Kata yang tlah lama akh bungkam dalam jiwa
Kata yang tlah lama aku pendam dalam raksa dada...

Tak inginkah engkau

Ayu jangan hanya melihat...
Tak inginkah engkau menjadi nafasku yang senantiasa aku desahkan
Dan yang senantiasa aku haturkan pada kehanyutan malam
Seketika aku ada di dalam kesepian ingin menjamah mimpi

Ayo Jangan hanya tersenyum saja...
Katakanlah dengan jemari jemari tanganmu yang indah
Karena aku tau bibirmu membungkam bunga yang tak mampu bermekar
Dalam tangkainya yang sudah membiru dengan tetesan sang embun..

Jangan hanya mendesah.....
Dan jangan biarkan ramalan ramalan dirimu menyiksa lalu berkata entah
Katakanlah yang sesungguhnya di dalam hatimu
Karena hatiku akan bijak meluapkan segalamu yang berpasrah...

Hasrat

Di teluk hatimu ingin aku berlayar mengarungi lautan yang luas
Serta ku nikmatin indahnya panorama dunia yang nyata
Hingga tak mampu lagi ku berjalan mengikuti arusnya dunia
Selain hanya dengan indahnya kebersamaan dirimu

Di dasar hatimu pula ingin bermandikan air cinta yang indah
Serta ingin aku engkau tenggelamkan di sana sampai usai
Hingga tak mampu lagi aku bangun selain dari kedua tanganmu yang sungguh
Untuk membawaku kepinggir danau yang berpasir....

Namun aku hanyalah pengamin yang belum di doakan
Oleh keinginan yang kau suguhkan oleh dedoamu
Hingga kini aku hanyalah penadah yang setia berharap
Akan sebutan sebutan yang kau sebut setiap saat atas diriku....