Senin, 06 Juni 2016

Dalam tanya sang hati

Hanya detik detik pengharapan pada malam yang bertapa
Sebuah kamar kecil telah menunggu keyakinan bagi sang sunyi
Untuk di ijabahkan zikir dengan dedoa yang sungguh sungguh
Di lepas bahasa bahasa yang keluar dari bibir yang membungkam

Siang kan menjadi bahasa sepi tanpa seucappun kata yang keluar
Dari nyaringnya bahasa tentang penyaringan makna
Dan malammpun kan seperti membiasakan sunyinya membungkam
Pada dinding dinding gelapa tanpa cahaya yang terang

Akankah menjadi bagian bagian kebahahiaan hidupku
Yang ingin menapsirkan syiratan syiratan hidup yang menerus
Pada sebuah tubuh tubuh kecilku yang masih mengoreksi diri
Atau memang sudah menjadi perkataan takdir yang memang harus di ijabahkan
Oleh rasa

Entahlah.....
Jika memang demikian,hanya seucap bahasa salam pada fana yang tertinggal
Menuju sebuah torikoh yang harus ku pijak dalam saksi yang berjalan

Sabtu, 04 Juni 2016

Lamunanku

Serupa wajahmu yang cantik di atas bumi yang ku lihat
Berarak awan putih memamirkan indahnya yang anggun
Dengan iringan anginnya yang membawa ke ufuk barat
Lalu berhenti di antara langit langit yang membirukan warnannya yang sejuk

Aku di sini.....
Menatap jelas dengan senyum memeriahkan kata senja
Yang terukir lebam di antara warna warana awan yang memutih
Sementara lamunanku terbang membamu dengan kasih dan sayang...
Sama sekali tiada tersadar di antara tubuhku yang tertinggal
Anak kecil memanggil manggil lincah dengan senyunya.....

Oooh...
Betapa indah rasa yang membawaku pada khayalan
terlukis indah wajahmu yang cantik di awan
Hingga Tak ingin ku beranjak,dan tak ingin aku pergi
Namun dari balik bahasa langit yang menghitutung jarak
Air mata hujan jatuh dengan bahahianya menumbuhkan bunga bunga indah...
Sungguh kau dalam lamunanku yang tak ingin aku tinggalkan dalam waktu

Dalam Diriku

Dlm hatiku.......
sebuah cahaya terang yang bersinar menembus mataku
Yang tak bisa pernah suram dalam sedetikpun
Meski raba raba hampa tidak dapat menggapainya

Di antaranya.......
Sebuah nama yang sangat jelas tak bisa terhapuskan
Bersama detak detak jantung yang tak pernah berhenti tuk berzikir
Menyebut nama namanya yang berasmak jelas tersikap di bibirku

Di Debur darah yang berombak.......
Keras mengalir kehangatan yang bergelombang pada jiwaku
Yang tak perna henti hentinya menyapa tulang tulang yang terangkai indah
Hingga sampai pada ari ari kulit yang membawangin ketipisan jemariku

Jumat, 03 Juni 2016

Kabarkanlah tentangku

Sepeninggalnya gelap yang membiasakan diri dengan malam
Aku masih tidak bisa melupakan kenangan wajahmu yang indah
Walau hanya sepeluweet senyum yang samar di balik kata

Resah pasrah kini mengurungku dalam jala asmara yang tak kau ucap
Dari bibirmu yang tersenyum indah tanpa suara yang mendesah
Kini merantaiku kuat dalam sejak patah menimang waktu yang rekah

Oooh malam yang gelap...
Kabarkanlah dari desas anginmu tentang sebuah sunyi.
Dan katakanlah padanya tentang sebuah hati disini
Yang tak pernah letih memandang rias wajahnya yang indah...
Dan salamkanlah dari dari balik daun yang biru...
Tentang kasih cinta di hatiku...

Aku Slalu menunggumu

Suatu saat engkau akan membaca setiap lafat dan kalimat
yang tak pernah berhenti menyebut nyebut namamu..
Dan kata kataku yang slalu basah dengan tinta air mata
Suatu saat engkau akan mengerti sebuah rahasia hatiku atas dirimu

Lupakanlah dan hilangkanlah halnya mentari yang berbenam
Meninggalkan jejak jejak panas di bumi hingga gersang
Tapi suatu saat engkau kan bertanya kembali
Tentang sebuah rahasia yang tersimpan di dalam hati..

Biarlah.....
Akan aku nikmati bahagiamu di sana tanpa kamu di sini
Dan akan aku teruskan perjalanan ini sebagai perahu kecil
Yang tak pernah berhenti berlayar dengan wajah indahmu
Buakn sebagai kenangan dan bukan sebagai khayalan
Karena aku di sini bahagia sebagai tunggu kecil yang menanti kepulangnmu pada hari esok...