Jumat, 06 Mei 2016

Aku dan malam

Kesetiaan malam masih sudi menggantikan sesosok jiwa yang hilang
Dengan hembusannya yang sejuk malam slalu berkata tenangkanlah dirimu wahai kawan
Biarlah dia pergi bersama hati dirinya jangan engkau usik
Karena dibalik semua itu dia akan mengerti betapa besarnya cintamu padanya

Sementara di dermaga banyuwangi yang ramai didera pedagang yang memar
Aku bagai bocah kecil yang terkucil dari banyak banyak penyair
Yang memakan usia rendup,tanpa cinta tanpa kasih dan sayang.

Dihelai nafas panjang yang teramuk oleh deburan ombak menghantam karang
Aku biarkan diri ini dengan sepi nan sunyi yang tersuguh oleh malam ..
Berupaya tenang berupa sabar.halnya malam yang mekintang

Kamis, 05 Mei 2016

Sejadah Cinta

Di atas sejadah Cinta yang panjang..
Masih ku biasakan doa doa malam untukmu
Tentang Cinta ,tentang rindu Dan kasih sayang yang utuh.
Yang di saksikan oleh derai air mata pasrah
Yang tak pernah berhenti menitik mata..

Di atas sejadah Cinta yang panjang...
Aku desahkan takdir takdir kita yang jauh
Takdir yang memisahkan kita,takdir yang memahat kita
Hingga jarak tak dapat teraih oleh jiwa...

Di atas sejadah Cinta yang panjang....
Air mata kini  menggantikan pena yang tak pernah henti menyiratkan aksaramu
Dari nama hingga jauh pada rupa rupamu
Yang tak pernah hilang di telan waktu...

di atas sejadah Cinta panjang inilah...
Sejarah kita mengawali hidup yang bermakna
Hingga berlabuh pada lautan asmara yang indah..
Dan juga di atas sejadah inilah takdir yang memisahkan raga kita.

Rabu, 04 Mei 2016

Mencintaimu Dlm Diam

Aku desahkan bahasa tersembunyi buatmu
Bahasa hati yang tak dapat aku ucapkan dari bibirku
Dan kata hati yang tak dapat aku hantarkan pada suara nyaringku..

Dari semilir angin yang merangkai sejuk pada jiwamu
Dari seruan ombak yang mendesir lirih di degup matamu
Aku titipkan Cinta yang kuat dalam hatiku
Namun aku tak mampu untuk menyuarakannya
Selain hanya tersenyum,dan berhagia tanpa nyata..

Di antara desah kaila yang menyamarkan suara
Aku sebut sebut namamu tak berwaktu
Dan aku ukir indah ulas bahasamu menjadi nyata...
Pada hati,pada dinding hati Dan pada setiap kelambu kelambu hati..
Yang kini tak mampu aku ucapkan pada kenyataan hidup yang Sejati...

Mungkin ini memang kelemahanku
Mungkin ini memang ketidak mampuanku
Namun yang ku tahu engkaulah bahasa Cinta yang aku rangkai setiap diksiku...

Pasrah

Di persimpangan jalan yang tak bernama
Aku duduki batu hitam yang lekat dengan warnanya
Melabuhkan lelah pada saatnya yang sejak dulu menguat resah pada jiwa

Dari sudut sepi yang  senyap....
Angin menyuwarakan desahnya pada waktuku yang sendiri
Menyapa hati yang mengeluh pasrah dengan kehampaan
Menyejukkan jiwa dengan ketabahan

Sementara di atas ranting yang hijau...
Bahasa burung terus menukik sejak dengan cintanya
Memanggil manggil dengan suara lembutnya
Seakan akan memamirkan kata kasihnya
pada jiwaku yang kini hampa...

Minggu, 01 Mei 2016

Cukup Sudah Luka Ini

Sudah cukup luka dengan semua yang kau berikan
Jangan kau tampakkan lagi bahasa cintamu yang tak perlu kau katakan
Biarlah aku sendiri menjerit sepi tanpa kau tanya
Pergilah sejauh mungkin tak usah kau menoleh
Aku sudah terbiasa dengan kesendirian yang sunyi.

Sudahlah tak perlu kau tersenyum walau senyummu berpahala ...
Cukup sekian terimakasih atas segala yang kau berikan
Dan akan aku nikmati sebagai tempaan hati
Walau tersiksa sendiri