Selasa, 10 September 2013

Harapku Untuk Allah


Ya allah......
 Umpama kau ciptakan cinta hanya semusim

hidupkanlah aku dalam musim itu
biar bisa ku nikmati sifat rohmanmu
dan apa bila kasih sayangmu jua semusim
kenakanlah hidupku pada musim itu
biar ku berupaya untuk menjadi kesayanganmu

Ya Allah........
Dukaku kepergianmu dariku
perih hatiku serasa menyayat
pada sekujur jiwaku yang kecil
 lalu menites darah darahku menanah
itu jua karna hilangmu dari mata hatiku

Ya Allah......
Ikatanmu adalah imanku
dan kasihmu adalah bayangaku
serta cintamu adalah harapanku
yang memutar di setiap waktu waktuku

Kau Selalu Ada


Sayang....
Diserambi hati depanku
 masih jelas ukiran wajahmu

saat kau lambaikan tangan kepergian
untuk menemui kisah cinta barumu
yang terikat kuat tali kekeluargaan
oleh kedua orang tuamu

Sayang.......
Kesabaran dan ketabahanmu
semusim tak beranjak penuh bijak
hingga kepergianmu,ku pastikan tiada rela
tuk menuju perpisahan cinta yang terusung
pada jiwa kita yang lama kita bingkai dalam dada

Sayang........
Tetaplah Menjadi rembulan di waktu malam
walau kau tak selalu ada menggatung saat kelam
aku rela menjadi bintang yang kesepian tiada teman
demi bahagiamu demi kasihmu saat kita terucap kisah

Masih Ku kenang


Sayang.......
Manis serasa madu kau tuangkan
dari bunga bibirmu yang memeriah
 hingga ku seduh tanpa perasaan juriga


 Sayang.......
Dari kelopak senyum bibirmu
masih mengangkat derajat muliamu
dan mengukir indah di setiap detak hatiku
walau semuanya itu dibatasan rindu


Sayang.......
Matamu yang mengalir deras berjalan
laksana anak sungai yang mengalir di muara
masih terasa di sungai sungai hati dan jiwaku
mungkin sampai akhir tidur panjangku

Senin, 09 September 2013

Hayalan Mimpi

Luka memang menghantar pedih

pada hati dan jiwa yang merintih
 ada kesamaan antara
matahari dan rembulan
 berharap slalu untuk bertemu di atas langit

tuk memapari cintanya yang mendalam 
berharap akan indahnya ketenangan
saat bercinta di ujung petang

 Namun semua itu hanyalah hayal
bagai bunga malam saat tertidur 
lalu terjaga tinggal sebuah kenangan
yang mendidih dan takkan terhapus
oleh selimun mlalam yang mengekang

Kebisuanmu Dalam Cintaku


Kini malam berwujut petang
dan ia menghampar serta menutupi
pada gemintang yang meratap kesunyian
 yang berharap akan kesampainyan

 derasnya cintanya yang mendalam

Namun semuanya membisu
bagaikan batu batu gunung yang tajam
serta siap menindih tanpa perasaan
penuh kesombongan penuh keangkuhan
hingga ku terjerat dalam kepasrahan

pada pucuk pucuk daun yang hijau
ku tulis namamu dengan tinta yang putih
yang tak mudah terhapus oleh dersanya hujan
atau meleleh oleh teriknya sang mentari panas
 itulah kesetiaanku dan itulah rasa cintaku