Minggu, 28 Juli 2013

Selembar jiwa


Selembar kasih penuh kerinduan masih tertulis
 diantara kertas kertas hatiku yang semakin membiru
 mewarnai kisah cinta saat malam mulai tiba

 Ukiran ukiran cinta masih mengukir indah
diantara tepian telaga jiwa yang menentang
pada pupusan pupusan malam yang semakin melarut
dan menyelimuti gegersangan hati yang pedih

Tinta merah masih mewarnai tulisan tulisan kata
yang terbuat dari syair sayir rindu dalam jiwa
 lalu mengekang warna penuh darah yang memekat
pada sehelai kasih putih yang terhampar di hati

Malamku sepi


Malam yang sepi sesepi hati yang terbungkam
hanya sepoyan angin lusuh menerpa dedaunan
hingga melambai lambaikan ranting yang patah
 lalu menjatuhkan pucuk pucuk kembang yang merah

 Malam semakin hning sehening kerinduan memekat

pada sehelai cinta yang tertuang diantara sungai sungai
 hingga menyangkut pada tali kasih yang menghalang
 lalu terhimpit diantara batu batu yang tajam

Malam semakin larut selarut cinta yg terpendam
pada jurang jurang kasih yang mendalam
hingga tertutup oleh kerinduan yang mengekang
di dalam kamar hati dan jiwaku yang menjurang


Selasa, 23 Juli 2013

Cinta Yang Terbuang


Sapa pagiku melayang bersama awan 
dan menepis kerinduan yang membungkam
pada setetes cinta yang terhalang
lalu menjadikan syair syair cinta yang terbuang

Pagiku pohon cemara yang hijau
tinggi namun terhempas oleh seruan angin
hingga patah dan tergeletak dijurang yang dalam
lalu aku tak mampu berlari untuk mengejar mimpi

Pagiku menangis bersama tetesan embun
yang jatuh hinggap di tanah tak berbunga
lalu mengering dan menjadi serpihan serpihan  abu
hingga pagiku rasa luka dalam hati dan jiwa

Jatuhnya daun


Kulihat bunga bunga yang jatuh diantara bebatuan
lalu terhempas oleh angin pagi penuh kepasrahan
embun pagi yang jatuh tak lagi menyejuknya

Ranting ranting yang mulai patah berlahan
lalu rapuh satu demi satu jatuh di bawah
membawa secercah harapan untuk hidup
layaknya ranting yang lain penuh kesejukan

Sedangkan sang embun berusaha dengan sejuknya
terus melabuhkan rasa cintanya namun matahari
menindihnya dengan hawa panas yang membara
lalu rantang itu tak berdaya dan mengering
hingga ranting itu terkulai dan mati membawa cinta

Bayanganmu


Di tengah tengah tetesan embun pagi
yang hinggap di dedaunan dan membeku
kulihat bayang indah tubuhmu duduk
diantara batu batu cadas yang basah


Tanganmu melambai lambai memanggilku
serasa ada detak kerinduan yang membiru
mewarnakan air laut dan langit yang tenang

Lalu kusapa dengan syair cinta yang ada
serta kutulis pada bunga bunga seroja
tentang hadirmu yang bergaun biru
serta senyummu yang melepas rinduku