Selasa, 16 Juli 2013

Sempurnamu

Benar yang ku lihat di antara kerangka malam
yang tenang tentang sempurnya sang rembulan
Sinarnya yang tersenyum menyapa hati jiwaku

Alunan sapanya menuliskan kata kata mutiara
santunnya melukiskan bibirnya yang memirah
setiap kepakan tangannya yang mengayun indah
rebahkan semua keingin yang memapar jiwa


Suaramu


Denting denting suara malam mulai menghangat
getar hati mendengar suaranya yang merdu
iringan lagu digemakan penuh lantangnya
seakan tiada resah yang menghantamnya

Di balik kepakan daun yang melambai lambai
seruan lirih penuh tanya yang memapar jiwa
 tentang suasana yang indah dan suara merdu
ar

Penantian tak Berujung


Suram gelap tiada rembulan menemani detik ini
 yang biasa menyinari dengan indahnya yang berseri
 bintang tertunduk lesuh menyikapi dengan waktu
tabah pasrah dengan dinginnya sang malam

Sendiri kuratap langit tak berujung
mencarimu cahaya cinta sejati dalam waktu
namun kau kiat tak berada walau hanya sebatas sapa

Sendiriku dan sendiri mengikuti hati
menantimu dalam waktu dan waktu penuh sepi
biarpun hari berganti ganti kutetap menantimu dalam sepi 

Penantian


Salam buat rembulan malam yang tersenyum
indahmu kukenang diantara rintik rintik hujan
 warnamu hiasi kesunyian sesaat kau berada dihati

Bintang selalu terhanyut dalam kesendirian
 terus menantimu di antara geramnya petang

akulah disini dan selalu di sini menantimu

Miskin

Rintik rintik mewarnai sore tadi dengan indahnya
menyirami bunga hati yang panas dan lapar

gerah hilang seketika terhempas dinginnya air

Dari gubuk tua kudengar suara rintihan lirih
memaparkan rasa keluh dan lesuh penuh harap
akan setetes rizqi yang terbuang dari langit

Oooh sungguh kuat imannya dia dengan kokoh
walau setetes riszqi tak di dapati sesuap nasi tak terpenuhi
dia tetap meratap dan tak henti berpuasa melaparkan perutnya