Kamis, 23 Mei 2013

Rembula Di wajahmu

kutatap rembulan separu yang bergantung

dibawah langit,tak tersenyum seperti biasa
senarnya yang redup tak biasa aku tatap
kabut menutupinya hingga sinarnya.......?
Lalu kupanggil dengan kasih dan sayang
namun ia semakin lari dengan kenjang
seakan dia takut dan takut penuh rasa takut
Namun ia menitipkan pada selembar daun
yang bergoyang tentang yang ia rasakan
kini baru kumengerti dan baru aku sadari
tentang apa yang terjadi....................?
sungguh cinta kita mengambang antara kata
yang tersirat indak di dalam jiwa

Selamat pagi

Kutunggu datangnya mentari yang kan berinar
berlabuh bagai perahu di langit yang indah
bersama sayupan angin yang lirih di pagi ini

Dedaunan melambai di antara ranting pematang
yang lemas lalu tersentuh pijakan burung
yang selalu bersiul mengitari pepohonan

Sementara embun berterbangan bagai kapas
melayang lalu hinggap di tanah yang kering
menyapa bumi dengan lembut penuh sentuhan

semtara sang angin terus melirih kabarkan pagi
yang sebentar lagi akan ada sinar mentari
untuk ungkapkan selamat berjuang sampai nanti

Jumat, 17 Mei 2013

Sepinya Hati


malam sangat sunyi hampa yang ku jalani
rembulan yang menyinari di kediaman malam
kini hilang dan pergi seakan tak mau kembali
dah

Kini taman hati kurasa gelap,gelap dan gelap
sinar bulan takkan ada lagi yang menerangi
lilin kecilpun terhempas oleh badai menderu

Biarlah kesunyian ini kujalani bersama cerita
luka yang dalam serta rindu yang kelam
mungkin ini adalah sebuah suratan jalan
yang harus kutempuh di ujung malam

Rintihan jiwa

larut Kumenatap indahnya sang rembulan
 yang tersenyum di atas langit penuh pesona
sinarnya menyapa bumi dengan megahnya

sayup angin menyapa dedaunan dengan lembut
tak ada hampa dan coretan hitam di dalamnya
bisikannya kudengar penuh mesra dan bahagia

sementara pepohonan bercerita kisahnya
diantara pagi dan sore yang terhempas
oleh panas terik matahari yang mengguyur

bebatuan tutur menyapa pada sayap malam
tentang dirinya yang tertindas kaki manusia
hingga dia merintih menahan sakait yg dlm

Sungguh malam ini
malam haturnya rasa yang tersisa
antara pohon dan duka antara batu dan luka

Kamis, 09 Mei 2013

Kesepian hatiku

............... saaangat sepi
Rumah tua yang kita pernah singgahi
yang pernah kita duduki yang pernah kita masuki

kini sepi dan semakin hari kurasa sepi
Sungguh kesepian ini jadikanku hampa
Sepi............. sungguh sepi
Kini halaman itu tak lagi indah
kulihat bungapun layu tanpa kehadiranmu
tanpa senyummu tanpa serpihan kata katamu
yang selalu mengukir indah di antara pagi dan sore

Sungguh kepergianmu adalah kegelapan jiwaku
jiwa yang selalu kau sinari dengan lentera hatimu
 jiwa yang selalu kau pacukan penuh dengan rindu
kini tak seindah dulu tak seindah waktu kau bersamaku
Sungguh aku selalu menantimu