Minggu, 14 April 2013

Rasa Sendiri


langit penuh mutiara sinarnya penuh pesona
mewarnai malam yang gelap hiasi alam sak jagat
desiran angin lambaikan daun hinggap di ranting2
serasa bersiul kudengar di pelupuk telimga

ooooh
betapa indah malam ini sunyinya tenangkan hati
harunya nyambut jiwa yang lagi patah lalu jatuh
ketanah yang gersang nyangkut di bebatuan

sungguh malam ini tenangkan hati
lupakan semua kenaifan sejati
yang telah bejalan menjadi saksi
di antara duru duri hari

Malamku Sendiri


Malam ini sangat sunyi tanpa kurasa hadirmu
 malam ini sangat sepi tan nada suaramu
malam ini gelap ku rasa tan hadirmu di sini

kaulah yang selalu ada dalam jiwaku
kaulah yang selalu bersuara dala hatiku
kaulah penenang jiwa dan ragaku

kini tak dapat kurasakan lagi indah senyummu
yang selalu memupus dalam hidupku
kini tak mungkin lagi kulihat bulu lentik matamu
yang indah mekar dalam kelopak mataku

kini semua tinggal kenangan yang memuncit
dalam dera hidupku yang bisu

Doaku Untukmu


tak dapat ku katakan dari bibir ini selain doa bahagia untukmu
walau kita takkan bersatu namun cintaku selalu untukmu
ingatlah janji itu pada sang rembulan yang bisu kaulah yang kurindu
biarpun daun daun biru berubah menjadi serpihan debu
dan pohon tumbang terhempas badai sketsa cintaku tetap untukmu

kaulah yang selalu ada dalam hidupku
walau aku tahu kau telah pergi dariku
berlayar di laut biru memupus hidup baru
bersama orang yang selalu kau tunggu

biarlah serpihan kisah ini ku jalani
bersama air mata yang tak henti

Doaku di ujung malam selalu untukmu

Panggilan Jiwa


dari pengeras suara kudengar panggilan jiwa
gemanya lirih bukakan hati yang sedih
tentang pengembaliannya raga dan jiwa

dari sebelah gubah ada suara tangis yang pilu
 gemanya takbir dan kalam kalam ilahi

sungguh hati ini bergetar dan teriris ingat
akan ada kain putih polos yang menggantikan
warna warni kehidupan yang menyelimuti jiwa

di serambi depan kulihat satu anak berdiri

lalu masuk dan mengusap bening air matanya
seperti dia kehilangan arah dan tujuan
lalu duduk di dekat lukisan yang indah
dengan tema arap yang sangat mewah

Oooooh betapa kagum dan tersentuh hati ini
melihat anak sekecil dia sudah menuangkan
deras air mata untuk oang tuanya yang buta

Kesendirianku


ketika hati mulai lusuh luka akan menganga
deras darah bagai anak sungai lalu menites
membasahi bercampur dengan dengki

 di sanalah kehampaan dan kedukaan memupus

mematikan bunga indah di taman jiwa
 cintapun mati mengering bagai bebatuan tertimpa panas

rindu tak lagi tersentuh hanya penyesalan yang menjulang jiwa

Hampa ibaratkan tanah yang tandus
terbang bagaikan kapas tanpa arah
lalu hinggap di dahan yang patah