Rabu, 13 Februari 2013

Cadar Kesunyisn


cadar kehidupan sudah tergeletak di cadas malam
hidup yang senantiasa tersinar oleh mentari pagi dan siang serta sore
kini tenggelam de lelapnya gelap

Oh gelap
sungguh gelapa telapak mata yang senantiasa mendaki di bukit wajahmu kini tak lagi ada
kini hanya desah dan resah menyumbongkan diri pada pupusa pupusan malam yang melantang di pohon hatiku

Perjalanan Duka


separuh perjalanan malam
hati ini berteduh pada kesunyian
menimang waktu membuju rindu
pada tali kasih yang lugu
harapan dan hamparan tak pernah berubah
melayang layang membujuk jiwa yang luka

serentak rumput hijau mengering di tanah yang subur
tersiram panah desah kehampaan
hanya satu tujuan menanar dalam jiwa membuju asa
pada hati yang senantiasa membawa luka


aku disini kau disana aku disini terluka
kau di sana kulihat tertawa
hampa hampa harapan dan tujuan
tetesan air matalah yg kan menjawap
bersama waktu yang tersisa

Ratapan Luka



kuratap langit yang tak lagi berwarna biru
gugusan gemintang tak ku jumpa
seraut wajah rembulan yang selalu tersenyum tak lagi ada
hanya gerimis kecil menawarkan dinginnya
menyentuh kulit kulit rapuh pada pohon tumbang

serta desiran angin mengayun anyun dedaunan
yang sudah mengering


malam semakit sengit dengan hawa yang sangat dingin
lelapkan rasa pada hati yang terluka pada bibir yang tak lagi tertawa
malam tak lagi bersenandung dengan iramanya
yang menyatakan cinta
hanya desah hampara harap yang tersisa luka


Bintang Kesepian


malam kulihat gantungan gemintang yang bersinar
menanti rembulan dengan sabar,tabah serta kesetiaan
dengan mata pencarian yang bersinar gemerlab
terus menyelusurinya di antara dinding ke dimding langit
waktu tak ada lagi
sementara sang surya hampir memupus di ufuk timur
mengganti malam dengan pagi
namun rembulan tak menepati
pada janji janji setia yang memapar kata cinta

gemintang membisu berjalan penuh tatih
membawa selendang duka yang sangat hampa
semakin lama jalanya semakin mengecil
pada akhirnya hilang dan tenggelam di langit vana



Malam Yang Sepi



malam semakin gelap pupusanya semakin tak terlihat
rembulan tak nampak dengan sinarnya yg anggun
hingga lelapkan kasih di langit jingga


malam semakin larut gemuruhnya semakin patang
hanya sapaan angin yang mewadah pada daun kering
yang tak lagi tersiram air cinta,
angin menyapanya dengan setia gantikan air yang tak lagi ada

namun semua tak nyata hingga tinggalkan kisah
pada ranting kering yang rapuh akhirnya terjungkal jua

kini tinggalah kisah setia
diantara hamparan malam yang sangat buta
yang tak lagi memupus rasa cinta dan setia