Senin, 04 Februari 2013

Doaku untukmu selalu

Matahari sudah berbijak menyinarai bumi
batu basah dengan tetesan sang embun hilang tak bersapa
nyanyian burung bergembira mengisikan waktu
pada hari yang kelabu 

  Ooooh...........................................
Cinta Dan rindu pada sekeping hati yang lugu
bagai terpaan angin menyalatkan ombak di dermaga
mruntuhkan puing puing kasih di harunya mata

Haruskah ....................................
Semua berjalan dengan dentingan
dentinga waktu yang berbok lalik dengan jarumnya
yang nantinya hanya menyisakan kepedihan yang mendalam
atau memang harus demikian yang ahrus ku jalani




Rinduku Untukmu

Salam rindu pada rembulan yang menghatam jantukku
salam rindu pada rembulan yang selalu mengenang waktu
salam rindu pada rembulan bagai matahari yang tak pernah bertemu
salam rendu padumu dari hati yang takkan pernah kau temani lagi

Kau yang jauh disana hidaup penuh cinta dan bahagia
bahagiamu abadi di dalam jiwa aku yang merasa
Doaku selalu memuja pada rembulan yang pernah ada
menyirnari malamku yang luka pada waktu yg tang sengaja

Cinta dan rinduku untukmu selalu berada
walau kita jauh berbeda di waktu kita bersama
Aku hanya bisa berdoa dari semburan angin yang menyapa
bahagiamu bahagiaku jua.............................

Kamis, 31 Januari 2013

Pasrahku padamu

Di batas malam yang gelap
tak kutemukan sapaan lentera
pada mata yang berharap akan cahaya

Malam dengan layapnya
semakin menindih kehidupan
gerimispun menyebar dengan derasnya

Hati berkata inikah akhir semuanya
atau adakah hari esok yang lebih dari segalanya
atau inikahakhir dari sebuah cinta

Kukenang


Diantara lintas malam 

masih kukenang wajahmu 
yang terlukis di langit biru
bahasamu yang lugu
seakan tak seperti batu

Ukiran awan yang kau ukir
tertulis jelas cintamu yang lalu
masih semuanya ku lihat
dengan waktu dan waktu ku duduk seperti batu

bulan dengan sanagt memberi warna baru
namu hati tak tak bersatu
seakan tak dampak pada hatiku
yang membiru untukmu

 

Tangis Kepiluan


Setengah perjalan sudah ku lalui
bersama dentingan malam yang bisu
hanya deruan hati bagai ombak menerjang
pada batu karang yang kekar


Tangis kepiluan sangat tersa
nyanyikan tembang rindu yg beku
derasnya hijan menyertai mata
turut menyirami tubuh yg tak nyata

Kau hilang bagai ditelan ombak
diterkam arus laut samudra
tetapi aku masih seperti biasa
memeluk rindu berselumut cinta