Setadah harap aku ingin menyapa dengan namanya
Namun bibirku tak mampu untuk menyebut aksaranya
Nama yang begitu indah dan aksara yang begitu berupa
Bak malika bilkis sang penguasa di jaman sulaiman sang raja
Sekali lagi ingin aku bertanya tanya tentangnya
Namun hati berdetak keras dengan debaranya
Sesekali rupa rupa elok mengutarakan dengan senyumnya
Membuat keterbungkaman yang begitu resah dengan hamparan nadaku
Oooh....
Dengan apakah aku harus mengutarakan bahasaku
Sedanhkan detak debar yang mengayun lepas di dadaku
Kini semakin tak mampu untuk menyebut namanya
Haruskah aku hitung satu persatu Namaku dan Namamu
Atau harus ku bungkam saja sebagai pengabdian rasa.....