Sepekat harapan yang menentang pada hati
lalu menundukkan kisah kisah cinta yang biru
yang senantiasa mengalun lembut pada langit
dan melukiskan kisah cinta diantara jiwa
Terpaan demi terpaan selalu berhembus mengiringi
pada keroncog jiwa yang senantiasa menyendiri
diantara sapaan alam yang berhembus pada hati
hingga meniteskan bening air mata lusuh dan luka
Sementara batu batu cadas terus melirih pada kaki
untuk melukai kulit kulit cinta yang terengap
di antara jalan setapak tiada rumput yang hijau
lalu menjadikan darah kerinduan yang memukau
Sungguh hati ini terhempas bagai serpihan kapas
yang mengambang lalu jatuh di derasnya sungai
dan tenggelam panuh kepiluan yang keram
menyangkut pada batu basah yang dalam
Ketika mentari mulai duduk di persinggahan bumi
kuratap langit langit yang berwana biru
ada seutas senyum menyapa jiwa lalu merunduk
seakan ada cerita yang terbungkam dari senja
melukiskan titik titik cinta yang suci
pada kehampaan dan terpaan jiwa yang merintih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar