Rintik rintik deras air mait mata langit
tanpa bendung membasahi bumi hati
serta petir berkecambuk mirah mematahkan
pohon pohon cinta yang tertanam dalam taman hati
menyamangatkan diri untuk merangkay gubah
yang sudah tarangkut oleh derasnya air mata langit
namun petir terus mengkilat dan menyayat kesunyian
hingga ku terpaksa membungkam diantara kegelapan
Sungguh dirimu nama yang tak ternama
seperti bayangan yang berkelebat
serta membungkus malam
dengan seribu kenangan yang indah
dengan seribu kenangan yang indah
lalu kau buang dan kau tinggalkan
hingga keterpaksaan ku harus merajut
hingga keterpaksaan ku harus merajut
di antara siamnya pekat yang lekat
bersama tetes bening air mata pedih
bersama tetes bening air mata pedih
yang semakin mengguyur lebat pada bumi jiwa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar