Jiwaku menganga pada sapa malam yang dingin
meniteskan deras air mata yang sejuk panuh tanya
desah panjang berbicara dengan kebisuan
pada nyata yang tak ada dalam kelopak jiwa
Namun Telah kuteguk setetes embun yang jatuh
di beranda nistaku sesaat malam mulai petang
dan menggelapkan mata hingga hati ini bertanya
Siapakah,dan dari manakah dia aku tak tahu
Atau dari coretan kertasku yang terobek robek
oleh malam yang sepi dan sunyi hingga dihatimu
terlunta lunta meyapa dalam gelapku tuk bersinar
untuk gantikan rembulan atau bayanga rembulan
seperti saat di pantai kulihat dalam air ada sinar
atau nyata namun tak terlihat dalam kelopak mata
Tidak ada komentar:
Posting Komentar