MATA tua itu
memandang keluar jendela. Menatap ranting-ranting patah dan bulan pucat
kehabisan darah. Ia teringat masa lalunya. Masa muda yang ia habiskan di medan perang. Tak gentar
dengan bunyi mesiu dan dentuman granat yang menggelegar menggetarkan hati.
Tiada satupun yang membuat ia dan teman-temannya takut waktu itu, demi untuk
melepaskan diri dari kekangan penjajahan yang melilit harga dirinya sebagai
bangsa
Jumat, 31 Mei 2013
Senin, 27 Mei 2013
Kekosonganku
tanpa sehelai daun mawar yang memirah
lalu menempel di setiap kamar hatiku
Waktu berlalu,perjalananpun membisu
haripun menua berganti bulan
bulanpun bergi mengganti tahun
Namun ruangan ini masih kosong
hanya gambaran senyummulah yang menuang bisu
seakan tak henti memanggil kerinduan di setiap detakku
Aku disini,bersama kekosongan penuh hampa
Tanpa sapa wangimu yang sejukan hati
Kerinduan Yang Mendalam
Harumnya kerinduan masih bersama waktu
mewarnai kehidupan setiap hembusan desahku
mungkin sampai detak terahirku yang larut
Dalam sunyiku kusapa rembulan yang bisu
dalam petangku kupanggil nammu erna
lalu kau menghilang terhempas waktu
Kisah lugu gemericik cinta hujan menyapa
pada ranting cemara yang kokoh
Namun kini mengering terhempas panas
Aku bagai sungai kering penuh bebatuan
menanti senyummu gerimis mengundang
namun tak ada sapa dari langit langit hatimu
kini kuterhempas waktu senja yang menua
Lalu rapuh bagai pohon kering dan tumbang
kini tinggalah kerinduan saja yang mendalam
mewarnai kehidupan setiap hembusan desahku
mungkin sampai detak terahirku yang larut
Dalam sunyiku kusapa rembulan yang bisu
dalam petangku kupanggil nammu erna
lalu kau menghilang terhempas waktu
Kisah lugu gemericik cinta hujan menyapa
pada ranting cemara yang kokoh
Namun kini mengering terhempas panas
Aku bagai sungai kering penuh bebatuan
menanti senyummu gerimis mengundang
namun tak ada sapa dari langit langit hatimu
kini kuterhempas waktu senja yang menua
Lalu rapuh bagai pohon kering dan tumbang
kini tinggalah kerinduan saja yang mendalam
Kerinduan yang terhujat
Mungkin terlalu tua sudah cemara melambay
di antara pepohonan yang tetiup angin kencang
hingga daunya mengering lupakan kisah lalu
Aku yang rapuh masih mengusung diri
berbicara hati pada langit yang biru
sebertar awan mendung menutupinya
lalu ku hempaskan bersama angin rindu
Namun tak sedikitpun kisah itu kau temu
bahkan tetes embunpun lenyap tersapa hari
Ooooooooh perlukah ku kisahkan masa itu
lalu ku jadikan sampul dalam hidupku........?
Jumat, 24 Mei 2013
Titik Hujan
Perlahan jatuh di atas pucuk-pucuk asa,.
Yang kuncup memendam putik-putik setia dan benang-benang nestapa,... Dalam kelopak-kelopak kerinduan ada yg tak biasa dengan asa ini,..
Tak sedikitpun tanpak olehku mendung yang membingkai,.
Atau pelangi yang memudar sepi,
beranjak pergi,.
Entahlah,.. Aku seolah tak berteman dengan rintik ini,..
Rintik yang mungkin nanti kan menusukku dengan sejuta duri,..
Ku hanya ingin melukis cinta di tiap ufuk hatinya agar terasa bahagia,.. Mekar bersama senyuman sang mentari di penghujung fajar nanti,..
Langganan:
Postingan (Atom)