Rabu, 27 November 2019
Ratapan Sunyi
Senin, 18 November 2019
titip kata buat anakku
ku titip kata
Sanubari cinta
Minggu, 17 November 2019
Senandung bahasa
hidup
Kata kata
janji kita
Sabtu, 27 Juli 2019
Rona Kesetiaan
Datang untuk pergi meninggalkan jejak jejak kasih yang tak pernah terasingkan dari mata
senyummu masih pagi meski kau sendiri sudah berlalu entah tersenyum bersama siapa.kata katamu masih reka meski sekarang suaramu tak perna ku dengar lagi...
entahlah...
seperti mentari kau datang menyibak pekat
lalu kau pergi dari balik pegunungan cinta yang kau buat..
kau jadikan aku pendaki bukit lalu aku duduk di bawah cemara cinta yang kau tancapkan dari sebuah ranting kepatahan
dan kini aku kembali sendiri di bukit cinta.
menanti, menunggu hembusan anginmu yang kau janjikan
ooh waktu yang menyirat...
dentingkanlah jarummu pada lembah hatinya yang memirah.
kabarkanlah aku di sini tak pernah sia siapa menantinya meski harus terikan dengan tali tali perih yang membalut sunyi
Kerinduan
Sudah waktunya langit rindu meneteskan air mata sedih...
cahaya cinta yang senantiasa mencoret malam di kertas langit..
seperti aksara alfa yang bisa di baca namun tak dapat di kehendak...
waktunya mungkin dunia membungkam lesu
laut takkan lagi bersuara,pantai kekeringan
ombakpun mungkin sudah tak lagi mengecup pasirnya....
Aah..
sepertinya sebentar lagi malam akan mulai melelapkan segala rasa...
burung burung yang kemarin berlalu menuju sebuah ladanga yang memanin kini sudah terdengar jelas
cicitannya sepertinya mulai membahagiakan diri sama teman temannya yang sama terbang mengitari waktu..
andai aku jadi burung.....
entahlah...
barangkali aku hanyalah ruang sepi yang kosong..
selain aku dan tuhan yang senantiasa saling tatap meski kasatku tak melihat
Tanpamu
Malam telah dipertemukan dengan sunyi yang gelap tanpa cahaya
seuwap rasa meresah dari balik bibir diam dalam kerangkanya....
entahlah.....
apakah ini yang di namakan takdir bernyawa
atau takdir serupa tapi tidak sama...
tujuan ingin membangun cinta tanpa ada sedikitpun keruntuhan batu batu yang mencakar..
namun arus dan tujuan seperti air mengalir di tengah persimpangan....
sedangkan selokannya mampu memadahkan untuk sealir hingga ke muara....
Sejadah Cinta
Cinta adalah sejadah di sekumpul doa yang beralaskan rindu penuh tangis
resah barangkali seikat temali yang harus di rasa menjadi pedih tak berpuan
jiwa hanyalah pengemis yang senantiasa berharap namun hambar di petang jalan setap menuju gubuk tua..
yaaah begitulah bagian takdir yang memang harus aku aminkan..
biarlah air mata menjadi bening bening tak berwadah di atas cadas tak bermuara..
barangkali camar camar sudi menjadikan tegukannya setalh teebang dari kejahuan..
Rela
biarlah kepergian dan kata akan menjadi manja di buku langit sebagai astrak yang pernah ada meski harus meluahkan air mata..
barangkali hujan air mata ini mampu menjadi aliran air pada muara yang meluah hingga menumbuhkan bunga bunga,meski bukan yang di harap..
iyah bagaimana lagi jika memang setapak jalan yang kita gali bersama di penghujung malam tak lagi kita jejaki...
atau kau jadikan setapak sunyi tanpa suara...
Suara Kepedihan
Segelombang suara menggema dari rengkah malam yang mematang di beranda langit..
tangis adalah nyanyian nyanyian yang biasa di isaratkan gelap..
ketiadaan adalah alif yang mematung di setiap sepiku..
andai malam ini dapat berkata,dan daun daun dapat ku dengar..
ku ajak untuk bercumbu dan saling melepas resah dan gelisah di dadaku..
barangkali sesak yang terus mengusik sebagai pecumbu jiwaku lari tak berteman..
ooh malam yang gelap..
kau senantiasa berjanji sebagai kesetiaan
dengan sunyimu kau senantiasa berkata melepas angin..
aku di sini
aku duduk di tepian ini
aku duduk sendiri
menantimu menyapa dengan rayuan gombalnya
yang senantiasa menjadi penawar gelisah
meski tercabik cabik rongga dadaku di busur suara
Perjalanan Waktu
Aku hanyalah sesosok rasa yang tak pernah henti hentinya berdoa di penghujung langit nan pekat
dan aku hanyalah ruang tunggu yang hitam tanpa cahaya
serta aku hanyalah batu hitam di antara jejak jejak kaki sunyi tanpa sapa..
Demikianlah cerita hidupku..
yang hanya mampu menadahkan tangan pada sang kholik tuk di ijabahkan
memutar tasbih demi kerohmatan yang iklas
meski harus terurai air mata dan luka..
Tanpa Tanya
Buat rembulanku katanya
Yang menebar senyum indah melampaui masa..
Sang ranting tetap menunggu
Menuliskan harapannya yang rapuh, luluh dan binasa..
Tetaplah kukenang sang rembulan, katanya, meski sia sia belaka….
Menunduk sang ranting patah, berurai air mata…
Tanyaku
Sudahkah engkau bahagia dalam dekap kesepianku..
dan sudahkan engkau tertawa dalam tangisku
taukah engkau,saat saat yang masih terdesak oleh kerinduan yang ada iyalah kyalan akan dekapan dan pelukanmu
namum, setelah bagaimana engkau membiarkan aku dalam kesunyian yang mamtang di lembah malam
yang hanya mampu aku bersuara desah akan kehadiranmu...
atau aku memang sudah engkau jadikan ranting yang pata di hempas resah dan gelisah yang tak henti hentinya mangaung di ujung pekat..
atau kesengejaan itu ingin menjadikan aku sebagai ruang tunggu yang sunyi tanpa kata..
jika memang demikian...
raup doa yang senantiasa engkau wujutkan barangkali tak sama saat aku bermunajat cinta pada sang pencipta..
untuk bersandar di dadamu atau untuk saling tatap akan rona cinta yang bermuara
Takdir
jika kau bertanya kenapa begini maka tanyakanlah pada hati bersihmu
karena aku senantiasa bertanya kepada diriku dalam munajat senja
kenapa harus berulang ulang aku dalam peluk bayangan
sementara engkau tersenyum dan bahagia
dan di sini harus memikul kewajiban cinta dan rindu yang memilukan..
Jumat, 12 Juli 2019
Hanya Aku Dan Tuhan
sudah waktunya langit rindu meneteskan air mata sedih...
cahaya cinta yang senantiasa mencoret malam di kertas langit..
seperti aksara alfa yang bisa di baca namun tak dapat di kehendak...
waktunya mungkin dunia membungkam lesu
laut takkan lagi bersuara,pantai kekeringan
ombakpun mungkin sudah tak lagi mengecup pasirnya....
Aah..
sepertinya sebentar lagi malam akan mulai melelapkan segala rasa...
burung burung yang kemarin berlalu menuju sebuah ladang yang memanin kini sudah terdengar jelas
cicitannya sepertinya mulai membahagiakan diri sama teman temannya yang sama terbang mengitari waktu..
andai aku jadi burung.....
entahlah...
barangkali aku hanyalah ruang sepi yang kosong..
selain aku dan tuhan yang senantiasa saling tatap meski kasatku tak melihat
Rabu, 22 Mei 2019
Cinta Berjarak
Sayang..
Waktu kian menumpuk pada kerinduan yang begitu malang..
Setiada kabarmu sehari,bagaikan cinta tercobak cabik di antara rerimbun semut yang lantang...
Hati hanya mampu bertanya tanya pada derai angin yang dingin
Tentang kerinduan yang meresah di bahu gigil..
Sayang....
Andai engkau tau apa yang ada di dalam derai jantungku yang mendekup
Kau takkan mampu menghapus air matamu tentang cinta dan kerinduan yang ada di dalam hati ini...
Sayang..
Ini bukanlah kata semburat air yang jatuh lalu hilang di terka matahari
Tetapi ini adalah kata hatiku yang slalu takut tuk kehilangan darimu..
Senin, 13 Mei 2019
Aku
Barangkali otakku terlalu kecil untuk memikirkan semua di bumi ini
Namun setidaknya aku sudah berfikir
Barangkali mataku tak cukup untuk melihat semua yang ingin aku lihat
Namun setidaknya aku sudah melihatnya
Langkahku terlalu lemah untuk berjalan menuju satu gunung yang tinggi
Namun setidaknya aku sudah berjalan mempijakinya....
Hati takkan menjadi bintang yang bercahaya di tengah malam yang gelap gulita
Di rimbun persada yang merong rong sunyi
Sesekali awan terus berputar putar dengan birahi gelapnya yang mempekat..
Negeriku
Negeri yang di dapatkan dari derita..
Negeri yang di dapatkan dari sengsara..
Negeri yang di dapatkan dari darah dan jiwa
Kematian tidaklah menjadi sebuah kerampasan untuk mendapatkanmu
Kami anak anak pejuang malam yang senantiasa menyelinap di kubu kubu lawan
Hingga harus meninggalkan kami sendirian
Meninggalkan kami menuju peperangan
Meninggalkan kami demi masa depan..
Ayah gugur di hempas peluru yang menembus jantunya
Amunisi dan bom membuat bengkak dadanya
Kami diam,kami menangis kami berharap dan kami bertahan...
Demi kesatuan dan kebersamaan negeri ini
Kyai dan ulama,menyatukan diri tidak hanya berdoa
Santri dan remaja kami bersatu terus berkumandang..
Demi kesatuan dan kemerdekaan negeri ini...
Takbir dan suara melotot saling bersahutan
Dzikir dan bom saling berbenturan
Tangis di mana mana, jerit seakan akan mengais paru baru baya.
Itu semua demi satu tujuan..
Indonesia merdeka...
Minggu, 14 April 2019
Mata dan harta
Alloh telah membuka mata hati kita melalui mata dasar kita
Bagaimana dengan mata hati kita
Masihkan percaya dan yakin untuk indonesia sejahtera
Atau mata hati kita sudah buta dan tidak yakin lagi kepada alloh...
Karena sudah mengutamakan kepribadiannya demi kekuasaan...
Jika seorang ulama'memilih pantas menjadi pejabat.
Maka sangat pantaslah seorang ulama'menjadi pejabat pemerintah..
Mengingat santri dan masyarakat dan putra putranya serta dirinya sendiri menjadi makanan empuk senjata demi kebaikan negara yang berpancasila
Namun ulama'tak ada kesepakatan untuk menjadi dirinya duduk di pemerintahan sebagai pejabat
Melainkan ulama'menginginkan indonesia baik sejahtara untuk masyarakatnya..
Dan para ulama'kembali lagi setelah usai dalam peperangan mengorbankan dirinya dan santri santrinya untuk kembali ke rumah rumah pribadi sebagai pembimbing anak anak bangsa untuk menuju anak yang baik bagi semuanya..
Dan jika ijtima'ulama'turun tangan atas kepemeperintahan, maka pantaslah seorang ulama'dan wajib kita ikuti sebagai seseorang yang beragama....
Ayo bukalah mata hatinya jangan slalu kita tutup tutupi dengan sehelai kertas yang bertuliskan seratus ribu atau lima puluh ribu
Ingatlah pengurbanan ulama'yang telah sepakat memberikan dan mengecap negara indonesia sebagai negara yang berpancasila
Rabu, 03 April 2019
Bulir bulir air mata
kini pagi meletup kembali,
menjilat semangat setelah ku rebahkan pada Malam,
dan kini kembali membakar mataku yang jelang,
bagai pemimpi malang, yang karam di jantung sungai harapan.
kau telah mengambil bahagia ini dariku,
dan kau tinggalkan pedih perihmu di sini,
kalau bisa, serahkan juga air mata, serahkan semua kenangannya.
akan aku terima semuanya meski jiwa tak lagi gigih seperti semula
dan kini aku hanya mampu berkaca pada anak sungai meski tak jernih, di mana air mengalir sampai muara, meski tak begitu utuh memberi manfaat bagi tiap likuku yang terlewati.
Renungan
Jika kedua orang tua kita merindukan kita,pulanglah dan bersimpuhlah di hadapannya
Memintalah ampun kepadanya karena doanya segalanya buat kita.
Sebodoh apapun orang tua kita dan sepintar apapun diri kita, maka kita tidak ada apa apanya di hadapannya..
Orang tua berani bohong karena kita,lalu bagaimanah tentang kita
Orang tua kita sakit,dia bilang tidak sakit
orang tua meneteskan air mata,dia pura pura tersenyum..
Orang tua gak punya apa apa,dia berusaha tenang demi kita.
Lalu bagaimana kita kepada orang tua.
Sebaik baiknya anak kepada orang tua,bukanlah harta yang kita beri kepadanya
Melainkan menemaninya setiap harinya
Menenangkannya ketika dia dalam keluhan
Memberikan senyumnya ketika ia dalam penderitaan..
Harta yang kita beri kepadanya sebayak apapun harta yang kita kasik kepadanya
Di bandingkan apa yang telah beliu berikan kita
Renungan
Satu kata sedih dan rindu dari orang tua kita..
Dengan apa kita harus membayarnya..
Dengan hartakah, tidak,karena orang tua kita lebih awal member harta kepada kita
Dengan berdoalah, tidak,karena orang tua telah lebih awal mendoakan kita.
Dari kecil kita slalu di beri apa yang kita inginkan,bahkan orang tua kita slalu berusaha demi kita,biarpun dia harus meneteskan air mata,biarpun dia menderita,bahkan ketika mau sholatpun dia terkadang tidak sholat karena kita, Karena dia slalu berusaha demi anak anaknya
Maka dengan itu harta tidak cukup untuk kita berikan kepada orang tua kita yang dalam kerinduan dan kesedihanya. Melainkan pelukan dan ciuman dari anaknya
Pulanglah dan bersimpuhlah di hadapanya
Karena dialah yang mejkadikan kita manusia dewasa
Tinggalkan hartanya,tinggalkan jabatanya dan tinggalkan pekerjaan kita
Datanglah kepada orang tua kita lalu bersimpuhlah
Karena jabata dan harta kita serta pekerjaan kita
Tidaklah mulia dan barokah tanpanya...
Selasa, 05 Maret 2019
Tentang cinta
Izinkan aku bercerita tentang kita yang menjadi kisah yang abadi
Aku tak ingin semua menjadi sebuah ilusi
Yang hanya bayangmu tak mampu kujumpai
Dan lenyap tanpa kusadari...
Serta hilang tanpa sempat kumiliki
Lalu meninggalkan kenangan yang menghujam di relung hati
Dan Aku tak ingin semua itu menjadi jadi seperti debar debur ombak mematahkan karang di bibir pantai melukiskan harapan di atas batu cadas setelahnya runtuh karena masa telah Mengisap dengan baranya
Lalu tersungkur jauh kedalam pada lembah lembah derita
Harapanku adalah segumpal rasa kita,yang gigih kuat bagai batu meski hitam namun mampu mengekalkan dirinya dengan ruang dan ruas waktu yang tak bisa runtuh oleh zaman..
Bersama zikir dan doa yang maujut di bawah tangan tangan tuhan
Jumat, 15 Februari 2019
Untukmu yang Kurindu
Sayang..
Sehari bagai kegelapan tanpa suara
dan senyummu
Keindahan malam yang senantiasa kita rasakan dalam rengkuh meski jauh
Tanpa suara dan senyummu bagaikan pesisir tanpa pantai
Yang adahanyalah kekeringan dan gersang tersumut bara
Sayang...
Bagaikan ruas di padang ilalang yang diam tanpa angin yang menerpa
Aku bagaikan kunang kunang yang tak mampu kepakkan kedua sayap sayapku yang ingin hinggap di peraduanmu
Untuk menanyakan sebait kabar disana
Sayang..
Sungguh malam ini kurasa sepi sekali
Dinginnya mencubiti setiap hulu yang berlubang di antara kulit kulit ariku..
Aku hanya bisa mendesah,aku hanya bisa menunduk dan aku hanya bisa diam..
Fb,yang mengawali kita kau kucari sepertinya iapun diam tak memberiku kabar..
Wamu yang aku tunggu meski setegur sapa senyummu yang bias
Kini sepertinya sunyi...
Sayang..
Adakah di sana seperti aku yang bertemu gerhana sunyi yang malam,gelap nan sepi
Merindu berpeluk dengan bayang bayang
Dan bercinta dengan kabar rasa yang diam...
Sayang..
Hadirlah dalam sepiku,datanglah dalam sunyiku
Seperti kemaren malam yang tak pernah berlalu dengan senyum meski kaca telah membendung kita
Namun hati kita sama sama bahagia tanpa terasa
Senin, 28 Januari 2019
Dalam Doa
Sayang... Kematian telah lama menguburmu dalam sepi dan sepi kematian telah lama menidurimu dalam hati hingga tak ada ruang indah dalam setiap jengkal langkahmu selain sunyap sepi
Sayang... bangunlah dari kematian itu,bangkitlah dengan seribu lembaran baru tersenyumlah engkau bak mentari pagi dan bermekarlah engkau bagai bunga melati
Sayang...
percayalah ku serupa gemintang menerbitkan cahaya dalam gelapmu
ku serupa cahaya berluap nur ilahi robbi
telah ku usung engkau dari ribuan doa tidak lagi bermimpi
semuga kau slalu berbahagia kelak dan nanti
Sayang..
.telah ku bisikkan pada angin tentang engkau yang lama bersembunyi dari hari
telah ku syiratkan engkau di hamparan langit tentang masa yang memeluk nanti
yaaah...
tentang bahagia kebersamaan bersama anak anak dan cucu kita yang akan menjadi kepribadian diri dalam waktu
Sayang ....
bahagialah aku slalu ada bersamamu di setiap waktu
Kamis, 17 Januari 2019
Di sini Ada kamu
Aku sedang menata hati
Menyambut lembut takdir yang akan segera mendekatkanmu di sini
Semuga Merindukanmu tak pernah gagal
Dan kepada sepi ingin segera kuucapkan selamat tinggal
Saat waktu t'lah membawa kita pada ruang yang halal.
Sayang....
Cukuplah berdiam diri saja..!
Meski Ketika di kepalamu hadir ribuan luka. Yang Memapar lembar lembar kisah pelukis rona wajah nan indah cerita.
"berbahagialah "
Ku tahu, didalam sana hatimu sedang meronta..
Luka tertikam buah pena.
Berbagai kenangan tentang cinta
Tapi percayalah sayang
Kini ku slalu ada bersama cemara cinta yang setia
Hingga di haribaan sang kuasa dan menuju syurga
Rabu, 16 Januari 2019
Dalam hayalku
Malam semakin kelam
Lampu lampu semakin mencahaya dalam gelap
Namum semakin buram saat bayanganmu menjelma di kerdip mataku
Awan yang melambung seakan akan semakin membentuk hadir jiwamu
Sayang...
Dalap tatap yang jauh dari balik kesucian hati yang bening
Air mataku jatuh pada bibir sunyi yang diam
Sesaat lenggang jalanmu sedikit demi sedikit menggumpal kembali menjadi kehitaman
Yang di nuwai oleh hembusan angin yang dingin
Sungguh tak terasa,dalam sadarku telah menyapa pada maya yang hayal di kerumunan sunyi
Kehadiranmu
Dengan rasa yang kelam
Namun sinarmu masih saja menembus celah celah jiwaku
Dan kini rintik hujan semakin mengeras menumbuhi sejuknya malam
Dan menumbuhkan bunga bunga rindu yang begitu merengkuh
Oooh tuhan..
Inikah takdir pecintamu
Takdir hambamu
Dan takdir yang senantiasa di jalanmu
Yang semakin hari seakan akan semakin tak mampu membendung rupa yang begitu indah
Dan logak kata yang begitu menggoda
Ya rab..
Jika ini adalah janjimu
Datangkanlah dalam dekap nyataku
Pulangkanlah pada jiwa yang menunggu
Biarkan hatinya sepertiku,yang slalu tak ingin jauh dari waktu waktu
Pada Siapa
Daun daun sudah mengering,Kertas kertas sudah terbakar,Kini tinggallah daun yang muda sebagai tempat aksara untuk di baca
Tinta tinta sudah mengering,pena semua sudah patah,bahkan sebagian sudah di tong sampah,dan kini hanyalah air hujan sebagai pengganti demi satu huruf dan angka untuk kita
Mata sudah rabun tak melibat jelas,telinga sudah tuli tak mendengar tentang suara suara,meski sangat keras
Kini ku hanya mampu meraba raba demi satu kebaikan..
Ya alloh semuga hari esok embunmu masih kau taburkan kebumi kami
Sebagai tanda sejuk dalam kepanasan dalam kegersangan yang kini melanda di dadaku..
Kesendirianku
yang satu jauh melambung mencari angin dan ingin berkiprah mencari kebaikan
karena baginya yang sudah di temukan masih kurang baik
dan yang satunya juga ingin pergi untuk kembali kesarangnya sebagai burung kecil dan mengadu pada induknya
entahlah aku tak tau apa yang ada dalam fikiranya
sedangkan aku hanyala tubuh kecil yang mampu mengaminkan dari segala apa yang di berikan tuhan
serta aku hanyalah pemuhon dan pendoa yang berusaha berdiri dengan semangat
jika semua sudah menjadi akhir dalam hidup
biarlah,mungkin itu adalah bagian dari hidupku untuk berjalan mencari ridho
Harapanku
Waktu barangkali milik kita yg sama sama di bawah langit di atas bumi tuhan..
tak ada petunjuk lagi dari apa yang ku serap dari hadirnya sang bidadari mimpi
selain kutemukan secercah harapan dan ridhonya
kini tinggalah waktu bagaimana cara waktu memutar jarumnya pada titik henti tentang kita...
sedangkan kita sendiri masih bangga dengan jarak yang hanya mengepak kerinduan....
wahai mimpi yang indah...
hadirkanlah pula keindahan yang berpuan nyata pada keroncong iman dalam hati...
meski jauh tak dapat ku gapai...
setidaknya engkau datangkan dia sebagai ruang tungguku yang mengiyakan tuk kekuatan iman
Cinta
Cinta begitu fana di antara tandus dan gersangnya dunia
kau ciptakan angin dengan tiupan yang kau siul sendiri hingga bunga bunga itu indah
kau lembutkan bait bait rasa dengan tak sama sekali memberi tanda petik namun bagiku semua itu adalah fana
seketika aku mati kau akan melupakan atau hanya di jadikan kenangam sebagai koran masa lalu di dalam tong sampah..
dan aku hanyalah jelata yang berharap rimbun doa di dalam permainan malaikat yang senantiasa membanding bandingkan amal baik dan jelek...
jangan kau cintai aku sebagai fana yang memorak morandakan hidupku kelak dalam satu perjalanan panjang
cintailah aku sebagai pendoa yang slalu berharap ridho sang pencipta
hingga sampai di sana kita kan slalu bersama sama
Aku Merindukanmu
Aku merindukan kata kata seakarap angin dan pepohonan
yang melambai lambaikan daunnya penuh kesejukan
barangkali di dalamnya ada cerita yang mampu aku petik sebagai bunga indah..
Aku merindukan senyuman seakrap matahari menyalami pagi dengan ceriyanya
yang di iringi burung burung berkicau di atas ranting,sejak semalam telah habiskan lelah dengan mimpi mimpinya
Aku merindukanmu seperti biasa tak mengenal malam dan gelap
bahkan lelahpun terabaikan oleh kisah kisah kita yang sama sama memetik buah hati
seperti biasa aku sangat merindukanmu
seperti biasa aku slalu berharap ada kata katamu hingga ku dengar lagi tagihan tagihan rindu meski tak ada kata cinta
karena bagiku itu sudah cukup dengan bahasa hati
Dua Nama
Di pohon yang tak berbuah
ku tulis engkau sebagai kenangan
tentang bunga bunga yang indah
dan tentang mekarnya bahkan saat sari sarinya
yang mulai memaniskan diri di atas rantingnya...
Di atas pohon itulah,bunga bermekaran tanpa musim
bahkan tak mengenal teriknya matahari yang menyengat
hingga daun daunnya tak terhitung meski harus jatuh kebumi
Di atas pohon itulah dua nama terikat tanpa satupun orang yang tau
dengan atas nama bunga,kutuliskan cinta kita yang memirah indah dan mempesona
meski kita seakan jauh tak mengenal kembali atas diri sendiri
tapi atas nama cinta,aku telah menempatkan pada sebuah pohon yang indah
yang kita namai pohon itu adalah pohon kehidupan,hingga hayat mengambil diri kita meski tak harus bersama
namun pastinya kita akan berjumpa di hadapan sang pencipta...
Kau
Sesungguhnya wanita yang tangguh itu bukannya karena ada lelaki yang slalu ada buatnya
Dan ada seorang lelaki yang slalu berkata jangan pernah engkau hiraukan yang lainnya
Dan ada seorang lelaki yang slalu hidup mendampinginya
Tetap wanita yang tangguh itu tak pernah memudar tekatnya karena alloh
Dan slalu merasa kekurangan dalam dirinya tentang ketakwaan dan musyhaf baiknya kepada alloh..
Karena di sanalah ketangguhan seorang wanita dalam hidup,semata mata karena alloh.
Dan wanita itulah yang senantiasa di rindui syurga tiap waktunya...
Oooh engkau wanita syurga..
Jika telah terbangun rumahmu di sana yang beristana
Izinkanlah aku meski hanya duduk sebentar saja di terasnya
Dan jika kemegahan istanamu telah selesai kau hiasi dengan mutiara kalam ilahi
Izinkanlah aku masyuk sesukamu,kau temoatkan di mana
Barangkali dengan menatap dinding dinding rohmat dan hiasan hiasan zdikirmu yang bermutiara,ku dapat merasakan jua kesejukannya..
(Amiiin)
Rindu Dan Sunyi
Ingin rasanya aku dengar suaramu,walau hanya seucap kata iya atau tidak,
Untuk Hanya sekedar redakan rinduku yang menerkam jiwaku.
Memang Aku tau kau takkan bisa bersamaku seperti dulu yang terikat janji
Karena di sampingmu ada penggantiku,barangkali lebih dari pada aku yang sekedar bersamamu.
Taukah engkau tentang aku yang merasa sepi,iyalah saat saat engkau tak lagi ada di sampingku seperti dulu,yang senantiasa menyulam kata dan berbahasa kasta yang senantiasa di iringi dedoa. Tapi aku bahagia dengan semua yang kau pilih,tidak lagi aku,barangkali kau lebih bahagia dari pada bersamaku.
Dan sunyi ini sudah menjadi temanku dalam kepergianmu Sunyi slalu bersamaku menggantikanmu,meski kadang aku marah dan berkata pergilah wahai sunyi Jangan kau kembali sunyi tolonglah jangan menghantui Ku ingin kau berhenti membuatku sedih ~ Namun sunyi slalu menyamarkan diri di balik temali malam yang sepi
Keindahan
Jika kau bunga izinkanlah aku menjadi tangkainya
Lalu aku tumbuhi setiap titik titik rahasia duri duri penjaga demi kebahagian kita
Jika engkau tanah, izinkanlah aku batunya sebagai kekuatan menjadi anak anak gunung yang di tubuhi bunga bunga rohmat penuh kehijawan
Jika kau air, izinkanlah aku menjadi sungainya yang memanjang lalu kau dapat mengalir dengan tenangnya menuju muara muara kisah penuh kasih di perjalanan hingga sampai pada batas batas waktu yang di tentukan tuhan.
Jika kau tak sudi,barangkali aku berbahagia karena dapat mengenal keindahan dirimu yang bersapa santun penuh senyuman yang menoreh di kedua bibirmu yang memirah
Barangkali itulah kebahagiaan yang dapat ku nikmati dari alloh yang di sisipkan kepadamu..
Di sini ada sebuah keindahan
Disini anginnya sejuk tanpa ada siapa siapa
Hanya burung burung rindu yang tak lagi mencuit
Ayolah kawan sejengkal lagi kau akan membuka sebuah pintu yang tertuliskan cinta
Disana tak ada pedih dan luka bahkan sedikit goresanpun kau takkan menemukannya
Namun perlu kau tau
Didalam yang ada hanyalah kegelapan tanpa cahaya karena kosong
Sumutlah lentera lentara kecil yang sudah mati itu
Barangkali dialah yang kau namai lilin kehidupan tanpa henti
Ayolah kawan, tegarkan jiwamu dengan semangat tanpa harus ada keluhan masa
Hidupmu akan berarti sesekali kau akan masuk kedalamnya..
Karena di sana ada air air kehidupan tanpa sumber serta makanan makanan yang jarang engkau temui
Dan ingatlah kawan,sekali kau sampai kedalam,tutuplah rapat rapat pintu itu dan jangan kau sesekali membukanya meski itu temanmu
Karena pintu itu mudah terbuka demi satu perumpamaan yang indah..?
Andai
andai pelabuhan kelak dapat ku labuhi akan ku bangun gubah gubah cinta yang tiada sama dengan pelabuhan lainnya
karena dari kenaturannya sangat meneduhkan
sungguh di binar matanya yang begitu mengaduhkan segala cerita yang tertulis
ingin sekali kali aku membacanya walau sejenak
barangkali ribuan makna aku dapati tentang sebuah masa yang panjang
Yang mengedepankan suatu keabadian cinta pada sang maha....
Ah Hanya andai andai saja,tidak lebih berharap pada setetes hujan di musim panas...
yang tak mungkin jatuh meski di doakan tanpa rohmat yang di iakan tuhan.....
Selasa, 15 Januari 2019
Untuk Sebuah Hati
Biarkan iramanya melirik lagu hujan yang bernyanyi
Kan engkau sendiri yang berkata kalau hidup adalah perjalanan yang belum pasti walau seakan nyata.
Wahai hati...
Tebarkanlah kebahagiaan dalam sulaman sulaman bahasa
Hingga bermanfaat bagi semua yang membaca
Jangan lagi sedih dan merasa jatuh
Kan kamu sendiri yang bilang
Jika aku sudah pergi meninggalkan kamu (jiwa)pasti kau tak lagi serupa dan takkan mengenali aku lagi.
Wahai hati.....
Sebelum kau pergi meninggalkan jiwa ini,marilah sadarkan setiap perjalanan ,damai kan dirimu dengan asa yang menebar,biarkan rasa sakit,lara,paruh,membungkusnya,
Kan kamu sendiri yang bilang
Kalau kita hanya untuk tuhan.dan semuanya akan di kembalikan kepadanya
Bening Matamu
Kulihat matamu,sepertinya ada bening bening yang mau jatuh dari celahnya,sepertinya kau ingin menyiratkan sebuah bahasa lirih... Adakah bahasa itu sedih yang menyentuh bumi atau menghitamkan langit hingga hujan..?
Dan di binar matamupun tak secerah matahari pagi sesudahnya embun jatuh.....
wahai pesona mata yang indah kenapa kecerahan itu seakan akan tak kutemukan lagi di sana..?
Ayo tersenyumlah sayang,bagaikan mawar di atas ranting...
biarlah masa itu berjalan dengan waktu yang lalu..
Lepaskan semua itu,Rajutlah masa depan yang indah,karena alloh slalu memberikan kebahagiaan bagi yang menuju
Salam Rindu
Namun mampu lahirkan rindu ku yang membiru
Kenapa disetiap kata rindu yang bergetar dari bibirku semakin adanya kamu
Akupun tidak tau,bahkan getar getar ini sepertinya menyumbuh senyummu
Dan tak ingin ku persembahkan selain hanya kupersembahkan kepadamu
Dan aku percaya,
Barangkali Karena doamu, selalu menggetar di relung jiwaku.
Selamat pagi Dinda
Salam penuh mesra
dalam relung jiwa