Kini malam berwujut petang
dan ia menghampar serta menutupi
pada gemintang yang meratap kesunyian
yang berharap akan kesampainyan
derasnya cintanya yang mendalam
Namun semuanya membisu
bagaikan batu batu gunung yang tajam
serta siap menindih tanpa perasaan
penuh kesombongan penuh keangkuhan
hingga ku terjerat dalam kepasrahan
pada pucuk pucuk daun yang hijau
ku tulis namamu dengan tinta yang putih
yang tak mudah terhapus oleh dersanya hujan
atau meleleh oleh teriknya sang mentari panas
itulah kesetiaanku dan itulah rasa cintaku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar