Sepiku bertabur kerinduan yang tak pasti
meniti jalan setapak dalam sebuah kehampaan
penuh tangisan deras air mata subuh
sesaat malam gelap menatap kesunyian
Rajutku melayang bersama gugusan malam
yang melintang mengampar di langit pekat
lalu torehkan nyanyian kesal dengan lagu luka
yang melantang dan nyangkut di angkasa jiwa
Angin malam dengan seribu lembar dedaunan
melayang tak tersampaikan dengan derunya
tetesan hujan subuh dari kedua kelopak mataku
sedih,pilu,hampa,menapaki hati dan jiwaku
melayang tak tersampaikan dengan derunya
tetesan hujan subuh dari kedua kelopak mataku
sedih,pilu,hampa,menapaki hati dan jiwaku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar