yang slalu mengalir di setiap bumi bumi jiwa
Namun jari jemari tanganku sangat kaku
hingga ku seduh ludahku sendiri demi dahaga
biar usai panas yang merentang jiwa
Dengang gemetar ku berjalan melintasi setapak
terus mencari pintu pada rumah rumah yang biru
namun disetiap rumah tiada yang terbuka
hingga kuterkulai lusuh penuh haus di bawah kata
Tidak ada komentar:
Posting Komentar