Minggu, 17 November 2019

janji kita

Aku mausih alim dengan bahasa bahasa sendumu
Aku masih hafal dengan setiap senyummu
Dan desah mengukir ulu hatiku

Kepergiamu bukanlah sesuatu yang hilang dalam wujut hatiku,melainkan pena kehidupan yang senantiasa menjadi buku harianku... 

Engkau yang menjadi kita... 
Batu batu karang telah kita jejaki
Duri duri waktu telah kita jalani.. 
Namun kita terus ikrar menuju peraduan ilahi

Bahasa kita adalah sumpah langit dan bumi,yang menumbuhkan bunga bunga kasih meski jarak memisahkan.. 
Dengan hujannya ketika musim
Dengan embun ketika pagi.. 

Sungguh bahasa kita,adalah bahasa latin yang senantiasa kita lantunkan hingga akhir sebuah jiwa.. 
Kau,aku,dan kita... 
Yang berusaha sabar menumbuhkan bunga bunga,meski ribuan tangan berusaha mencabutnya.. 

Kau dan aku.. 
Adalah kita bersama bunga bunga yg tidak bisa di pisahkan selamanya..

Sabtu, 27 Juli 2019

Rona Kesetiaan

Datang untuk pergi meninggalkan jejak jejak kasih yang tak pernah terasingkan dari mata

senyummu masih pagi meski kau sendiri sudah berlalu entah tersenyum bersama siapa.
kata katamu masih reka meski sekarang suaramu tak perna ku dengar lagi...
entahlah...
seperti mentari kau datang menyibak pekat
lalu kau pergi dari balik pegunungan cinta yang kau buat..
kau jadikan aku pendaki bukit lalu aku duduk di bawah cemara cinta yang kau tancapkan dari sebuah ranting kepatahan
dan kini aku kembali sendiri di bukit cinta.
menanti, menunggu hembusan anginmu yang kau janjikan
ooh waktu yang menyirat...
dentingkanlah jarummu pada lembah hatinya yang memirah.
kabarkanlah aku di sini tak pernah sia siapa menantinya meski harus terikan dengan tali tali perih yang membalut sunyi

Kerinduan

Sudah waktunya langit rindu meneteskan air mata sedih...
cahaya cinta yang senantiasa mencoret malam di kertas langit..
seperti aksara alfa yang bisa di baca namun tak dapat di kehendak...
waktunya mungkin dunia membungkam lesu
laut takkan lagi bersuara,pantai kekeringan
ombakpun mungkin sudah tak lagi mengecup pasirnya....

Aah..
sepertinya sebentar lagi malam akan mulai melelapkan segala rasa...
burung burung yang kemarin berlalu menuju sebuah ladanga yang memanin kini sudah terdengar jelas
cicitannya sepertinya mulai membahagiakan diri sama teman temannya yang sama terbang mengitari waktu..

andai aku jadi burung.....
entahlah...
barangkali aku hanyalah ruang sepi yang kosong..
selain aku dan tuhan yang senantiasa saling tatap meski kasatku tak melihat

Tanpamu

Malam telah dipertemukan dengan sunyi yang gelap tanpa cahaya
seuwap rasa meresah dari balik bibir diam dalam kerangkanya....
entahlah.....
apakah ini yang di namakan takdir bernyawa
atau takdir serupa tapi tidak sama...
tujuan ingin membangun cinta tanpa ada sedikitpun keruntuhan batu batu yang mencakar..
namun arus dan tujuan seperti air mengalir di tengah persimpangan....
sedangkan selokannya mampu memadahkan untuk sealir hingga ke muara....

Sejadah Cinta

Cinta adalah sejadah di sekumpul doa yang beralaskan rindu penuh tangis
resah barangkali seikat temali yang harus di rasa menjadi pedih tak berpuan
jiwa hanyalah pengemis yang senantiasa berharap namun hambar di petang jalan setap menuju gubuk tua..
yaaah begitulah bagian takdir yang

memang harus aku aminkan..
biarlah air mata menjadi bening bening tak berwadah di atas cadas tak bermuara..
barangkali camar camar sudi menjadikan tegukannya setalh teebang dari kejahuan..