Rindu yang kutanam di wajahmu sepertinya kini sudah layu,
dan sepiring luka tumpah didada meneteskan deras air mata.
Sejak sejak angin meniup benang alisku sepertinya bayanganmu samar terlihat kelam di kerdip mataku.
Namun aku punya kata kata untuk dijadikan sebuah cerita
yang Menghimpun puisi puisi dengan nada bistari.
karena selamanya duka kan slalu menjalar di hati
Karena rindu ini tak pernah beredar untuk semuanya.
Serta rindu adalah sentuhan halus yang selalu membingkai di dinding nurani dengan tulus
hingga ingatan tentangmu, begitu sulit kuhapus.
Selasa, 26 Juli 2016
Rindu yang layu
Senin, 25 Juli 2016
Engkau yang menghilang
Aku mencarimu di batas khayal yang membentang
Sesaat kabut tebal menutup rumbun rumbun ilalang
Namun engkau menghilang di antara lentera cahaya
Sesaat sumbuh sumbuh kecil mulai menggulap
Dalam malam....
Angin meraba raba dengan lembutnya pada dedaunan yang jatuh
Sedangkan tangkainya tertinggal di antara ranting yang kokoh
Entah kenapa dan ada apa.sedemikian bahasanya angin yang meniup
Oooh malam.....
Sebeginikah cerita suram yang di iringi gelapnya mata
Atau pantawanku saja sudah tak berindra di antara cahaya
Atau memang aku sudah tak dapat lagi untuk berharap
Akan indahnya bahasa cinta yang ingin aku raih
Walau seteguk bahasa
Malam
Malam tiada bercahaya,gelap berselubung luka
Kepedihan selalu menghantar rasa rasa yang perih
Yang senantiasa hadirkan bayang bayangnya
Dengan ribuan rintik rintik air mata langit yang menghujam
Malam semakin gelap.jiwa jiwa yang lelah hilang tiada berkata
Namun dari balik jeruji gelap yang terpagar sunyi
Aku yang sendiri tebrhimpit puing puing kàsih yang hilang
Terbukul derita yang menyempurnakan diri dengan detaknya
Rasanya tak sanggup dengan kenyataan yang harus ku bawa
Ooh malam yang gelap tiada berwarna
Hilangkanlah aku walau hanya dari balik daun petangnya
Biarkan jiwaku lelap seperti anak burung yang lelah
Supaya mampu lagi untuk esok hari aku pikul beban kini.
Dalam doa
Ya allah....
Hanya kepadamu aku menadah dari segala harapan yang patah
Untuk dapat kembali utuh seperti halnya yang sudah sudah
Ya allah...
Lelah jiwaku pasrah dengan segala yang berpijak dalam diri
Tentang cinta dan harapan yang terbuang gerah tak pasti
Tentang kasih dan sayang yang menghilang tak ku temukan
Hanya kepadamulah aku berharap dan menadah dari segalanya
Ya alllah....
Pedih dan perih sepertinya tak usai usainya menyayat nyayat
Pada selarik hati yang kau titipkan dalam jiwa ini
Pilu seakan akan dalam hidup tak menemukan arti
Bagaikan muara tak berujung ttiada menemukan laut
Selain hanya kepadamulah aku menadah.
Rinduku
Kenapa masih ada yang tak ku mengerti tentang rindu
Sedangkan kabut di kepalaku senantiasa mendung dan kelabu
Bahkan kini gelap menutup segala mataku
Kau yang hilang di telan pekatnya dan gelapnya kabut
Namun angin di telingaku mendesau gemetar.Jauh menancap dalam dadaku
Apakah ini yang di namakan cinta yang begitu lekat
Seintim daun daun dan embun tapi pada waktu yang bisu
Ataukah panorama jiwaku saja yang sebegitu tentanya
Ooh cinta....
Begitu rahasianya engkau yang tergipta di jiwa
Hingga hati bertanya tanya entah pada siapa daun bercinta
Sedangkan pada anginpun saja yang membawanya
Iya akan hanya menjatuhkan saja lalu di bumi tempat bersimpuhnya