Sayang...
Kutulis slalu namamu di ujung senja
dalam pekatnya malam yang menutup mata
lalu kurangkai pakatnya seindah
namamu
Meski denting malam kian
membunting
Mengusikku yang masih meraba kata
Dilembar kertas hendak kutulisi
dengan seribu inspirasi sudah
terburai
Sejak pagi buta tadi
hati tak kunjung reda menghakimi sepiku
Mungkin hanya dengan ini
dapat kukatakan dalam
gubahan jiwaku
engkaulah Pemasung hati biruku
Di pertengahan alenia kata kata
Air mataku tersendat sendat sudah
menghabisi suaraku yang mengatup
malam
Dengan terus merangkai
makna yang terbaca
Ankan rindu dan syair syair cinta
Meski gelap terus menyelimuti mata
Jejakmu terus saja kunikmati
dalam ilusi jiwa