Selasa, 16 Juli 2013
Miskin
Rintik rintik mewarnai sore tadi dengan indahnya
menyirami bunga hati yang panas dan lapar
gerah hilang seketika terhempas dinginnya air
Dari gubuk tua kudengar suara rintihan lirih
memaparkan rasa keluh dan lesuh penuh harap
akan setetes rizqi yang terbuang dari langit
Oooh sungguh kuat imannya dia dengan kokoh
walau setetes riszqi tak di dapati sesuap nasi tak terpenuhi
dia tetap meratap dan tak henti berpuasa melaparkan perutnya
menyirami bunga hati yang panas dan lapar
gerah hilang seketika terhempas dinginnya air
Dari gubuk tua kudengar suara rintihan lirih
memaparkan rasa keluh dan lesuh penuh harap
akan setetes rizqi yang terbuang dari langit
Oooh sungguh kuat imannya dia dengan kokoh
walau setetes riszqi tak di dapati sesuap nasi tak terpenuhi
dia tetap meratap dan tak henti berpuasa melaparkan perutnya
Gedung Dusta
Kini kutertimbun batu karang dibawah laut cinta
yang meleleh lalu jadikan rasa dalam geram
aku terhempas oleh derasnya ombak bayangan
yang selalu hadirkanmu menghias kelopak mataku
Sehingga ku tak mampu tuk berkata selain duka
Kau bangun rumah cinta di balik gunung rasaku
yang mendidih penuh harap kau selalu ada disisi
kau hiasi kamar senyummu di balik canda sesaat
yang memugar indah padaku,tapi duri hatiku
Kini kurasa istana cinta yang terbangun indah
tiada arti dalam sepa sepa arti hariku yg rindu
mungkin inilah jala dan jalan hari hariku.........
hidup tanpa rencana kau lari berlari dariku
Permainan Cinta
Kejamnya permainan bagai hiasan malam yg indah
terhanyut oleh angin malam yang menyayup
menembus dinding dinding hati sepi penuh irama
namun semua hanya lataran rasa cinta buta
Kau hidupkan rasa sepi jadi berarti namun jauh
kau dalam pandangan mataku memupus rindu
seakan rasa ini tenggelam dalam jala jala hidup
yang tak berarti demi menjaga cinta sejati
Aku tertimpa gunung rasa yang longsor hampa
dan menjadikan aku deras air mata mutiara
tiada wadah lalu jatuh di antara kemeja putih
dan membasahi sekujur badanku yang rapuh
Langganan:
Postingan (Atom)