Sabtu, 29 Oktober 2016

Ingin ku lukis matamu


Di matanya aku ingin menulis sejak tentang rasa yang menyikap

namun tanganku gemetar menggempakan tegar yang kusyirat
menjadikan bahasa latin tiada terbaca oleh sang makna
hingga menjelma merpati yang terbang jauh di langit hatinya
di matanya ingin aku lukiskan altar kehidupan yang sesungguhnya tentang alam
bagaimana caranya laut mengecup bibir bibir pantai yang berpasir
lalu datangkan mutiara mutiara kasih yang indah bercahaya
namun jari jari kaku di antara kata yang kutulis dengan lembut
dengan sebuah bahasa cinta dan kasih sayang yang melapang
di matanya pula ingin aku lukiskan sebuah bayang bayang hidup
yang takkan pernah henti tersenyum indah biaskan pagi buta
menggantikan gerimis gerimis hujan yang senantiasa membasahi
namun jiwa selalu bersanding kata dengan bahasa mungkinkah
yang menjadikan rasa takut pada debar debar hatiku keterbukaan hatinya
sedangkan hatiku kini mulai luluh dengan hias indah senyunya.
Aaah tiada mungkin seperti angin yang berhembus baginya tentangku
yang diam diam berharap dengan kepastian cinta dan kasihnya untuk berlabuh.

Rabu, 19 Oktober 2016

Harapan dan doa

Mungkin sebuah takdir yang harus menjalankan kedua kakinya
Untuk melangkah pasti pada jejak jejak kesungguhan
Yang kini sudah jauh dia menetap dalam dekapan kasihnya
Yang tak mungkin tergapai oleh setiap suara suaraku yang memanggil

Dan Aku hanyalah tunggu kecil yang tak pernah berhenti
Menadahkan kedua tanganku untuk di ijabahkan tuhan
senantiasa berharap kehadirannya untuk pengisi kekosongan jiwaku
Yang kini sepi berharap ramainya suara suara cintanya
Halnya masa lalu yang tak pernah sepi dari bahasa hati

Jika semua bisa aku gapai dalam sejadah peristiwa harap
Kehadiranya yang senantiasa aku nanti nantikan dalam hidup
Dan namanya yang tak pernah aku hentikan dalam dzikir
Indahnya kebersamaan yang senantiasa aku harapkan